Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Pahami Efek Gula agar Anak tidak Terperangkap Makanan dan Minuman Manis

Diperbarui: 1 Oktober 2022   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak dan makanan manis. Sumber: freepik.com

Siapa yang tak suka minuman manis, tak terkecuali anak-anak dengan kebiasaan makan permen dan aneka macam coklat. Namun, tahukah kita bahwa awal mula segala penyakit adalah GULA. Iya. GULAAA.

Jika hendak mencari referensi tentang jenis penyakit karena gula, silahkan ketik sugar and its effects on the bodyAnda akan terkejut menemukan artikel berjudul: the sweet danger of sugarSebuah artikel yang baru diterbitkan oleh Harvard Medical School.

Ijinkan saya membagikan sebuah tulisan dengan membahas efek gula pada tubuh dan bagaimana seharusnya orangtua mengatur gizi anak tanpa gula. 

Pada dasarnya gula terbagi kepada dua jenis: alami dan buatan. Gula alami bisa dengan mudah kita dapat dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan. Adapun gula buatan umumnya diproses dari tumbuhan seperti tebu yang kemudian menjadi bahan pemanis buatan yang kerap dipakai untuk bahan makanan.

Nah, yang perlu kita pahamai bahwa, tubuh kita merespon manis dari buah-buahan secara berbeda jika dibandingkan dengan rasa manis yang berasal dari gula. Buah yang kita makan memiliki rasa manis dengan takaran yang pas, kendati demikian mengkonsumsi buah berlebihan juga tidak dianjurkan.

Lantas, bagaimana dengan gula yang kita konsumsi setiap hari? berbagai makanan yang kita makan hampir 90% mengandung gula, dari kue, agar-agar, jelly, bahkan sampai nasi pun memiliki kadar gula.

Produk makanan jadi yang kita beli dari rak-rak supermarket tidak terlepas dari kandungan gula berlebih. Ada dua alasan kenapa gula berada di makanan, pertama sebagai bahan manipulasi otak yang menimbulkan rasa lapar terus menerus, kedua agar makanan lebih tahan lama. 

Disini, sebagai konsumen kita harus jeli dan bijak memilih makanan, terlebih apa yang kita berikan untuk anak. Otak anak di umur 1-3 tahun sedang tumbuh pesat, sedangkan kandungan gula pada jenis makanan anak bisa menjadi penghambat berkembangnya otak anak.

Science has proven that chronic, low-grade inflammation can turn into a silent killer that contributes to cardiovascular disease, cancer, type 2 diabetes and other conditions. 

Asal muasal penyakit jantung juga berawal dari konsumsi gula berlebih tanpa kita sadari. Tidak heran, serangan jantung mendadak bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, tidak memandang usia dan latar belakang.

Perlu diingat, ada sebuat kalimat yang berbunyi, you are what you eat. Mungkin sebagian dari kita tahu akan makna yang tersirat dalam kalimat pendek ini. Kalimat ini bermakna, kita adalah apa yang kita makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline