Lihat ke Halaman Asli

Rumah Gedheg, Kearifan Lokal Masyarakat dalam Mengantisipasi Gempa

Diperbarui: 15 Januari 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah gedheg atau bambu (tribunnews.com)

Wilayah Indonesia adalah daerah gempa. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya gunung api aktif dan lempeng batuan yang mengelilingi Indonesia.

Menyadari hal tersebut pemerintah membentuk Badan Nasional Penaggulangan Bencana. Dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah.

Masyarakat pun ( terutama Jawa, Sumatra dan Nusa Tenggara) sudah memahami situasi bahaya ini dengan baik. Muncullah kearifan-kearifan lokal masyarakat setempat dalam mengantisipasi gempa.

Maka tidak aneh kalau kemudian kita mendapati masyarakat seakan tidak takut demgan gempa. Bahkan mereka seakan sudah akrab dengan bahaya gempa itu sendiri.

Rumah bambu modern (pinterest.com)

Rumah Gedheg, Rumah Gempa

Dari dulu nenek moyang kita membangun rumah dengan bahan yang diambil dari alam di sekitarnya. Misalnya kayu dan bambu.

Pada umumnya rumah-rumah penduduk dibangun dengan kerangka kayu. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu atau sering disebut gedheg. Atapnya dari daun rumbia, daun kelapa atau ilalang yang dianyam.

Sebagai dudukan tiang utama biasanya diberi umpag. Terbuat dari batu kapur. Sedangkan alas untuk gedheg dan tiang-tiang kecil diberi giring (juga terbuat dari batu kapur).

Kayu yang dipergunakan untuk tiang dan kerangka rumah dipilih yang umurnya sudah puluhan tahun. Sedangkan bambu diambil dari rumpunnya yang sudah tua (lebih dari 1 tahun).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline