Lihat ke Halaman Asli

Salah Asuhan, Mendidik Anak dengan Kasih Sayang

Diperbarui: 26 Oktober 2020   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mommiesdaily.com

Sangat bahagia. Begitulah rasanya ketika anak pertama kami lahir. Seorang anak perempuan.

Kami bersyukur baru setahun menikah sudah diberikan amanah untuk mendidik seorang anak. Kadang kami membayangkan betaa orang lain yang sudah bertahun-tahun menikah tidak kunjung diberikan momongan.

Ada cerita di balik kelahiran putri kami iji. Namanya baru anak pertama dan boleh dibilang hidup hanya berdua. Jauh dari saudata. Karena belum tahu bagaimana tanda -tanda akan segera datangnya kelahiran, kami bolak-balik sampai tiga kali ke tempat persalinan.

Begitu muncul gejala mules-mules langsung pergi ke bidan. Oleh bidan disuruh pulang lagi karena pembukaan masih jauh. Ketika mules-mulesnya semakin menjadi, kami pun segera ke klinik persalinan.

Kami pun disuruh balik kembali karena pembukaan belum cukup. Kami pun patu. Begitu mulesnya sudah tidak tertahankan kami mendatangi bidan dan tidak mau lagi disuruh pulang. 

Tepat jam 1 malam anak kami lahir. Kalau dihitung-hitung kami menunggu kelahirannya hampir 2 hari 2 malam.

Kebahagiaan kami tidak bisa diungkapn dengan kata-kata. Kami sangat menyayangi putri pertama kami ini. Saking sayangnya, namanya anak pertama, boleh dibilang kami over protektif.

Anak Perempuan Anak Bapaknya

Putri kami tumbuh dalam limpahan kasih sayang. Bahkan boleh dibilang kami sangat berlebihan dalam menyayanginya. Belakangan kami menyadari ini membawa dampak terhadap mentalitas putri kami.

Anaknya menjadi sangat bergantung kepada kami kedua orang tuanya. Kemandiriannya kurang tumbuh. Untuk memulai sesuatu harus kami dorong terlebih dahulu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline