Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Menguak Misteri Makam di Bukit Sigar Bencah bersama Ki Rogojiwo

Diperbarui: 8 Agustus 2020   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan Makam Mbah Jalak di Hutan Sigar Bencah | dokpri

Orang-orang mengenalnya dengan nama Untung Teguh. Lelaki berusia 59 tahun ini menekuni bidang supranatural sejak 20 tahun terakhir ini.

Dialah pengasuh Padepokan Rogojiwo yang ada di Perumahan Ketileng Kota Semarang. Sosoknya terlihat sangar dengan rambut yang ia biarkan memanjang. Seakan menyiratkan sebuah gambaran perjalanan hidupnya yang panjang dan berliku.

Lelaki yang sangat frendly ini membangun jaringan dengan segala lapisan masyarakat. Dari rakyat jelata sampai pejabat, dari pengangguran sampai pengusaha.

Kiprahnya di dunia supranatural sudah diakui secara nasional. Ki Rogojiwo tidak meramal tapi melihat dengan mata batin. Ia melihat sebuah fenomena dan menelaah dengan kemampuan batinnya. Lalu berkomunikasi dengan makhluk astral yang hadir tapi tak tampak oleh mata biasa. 

Selama ini Ki Ageng Rogojiwo duduk sebagai ketua bidang Diklat di Organisasi Ikatan Paranormal Indonesia.

Kemampuannya melihat masa depan dan hal-hal yang berada dalam batas normal otak manusia menjadikan rumahnya selalu penuh oleh para tamu yang ingin memperoleh jalan keluar dari masalah hidupnya.

Selain jasanya digunakan oleh para pejabat, Ki Rogojiwo sering tampil sebagai narasumber di berbagai media siaran radio.

Bahkan ke depan sebuah stasiun radio swasta di Semarang mengontraknya sebagai narasumber di acara tetap bertajuk 'Nightmare'.

Beberapa hari yang lalu saya menggandeng beliau untuk menjadi talent dalam video penelusuran saya di Bukit Sigar Bencah Kota Semarang. Kalau biasanya orang-orang melakukannya di malam hari, kami melakukannya di siang hari. Karena konon kabarnya makhluk astral akan muncul di malam hari.

Jalan menuju makam Mbah Jalak, yang konon adalah penunggu hutan angker Sigar Bencah memang terlihat aroma mistisnya.

Bulu kuduk saya juga merinding saat menyusuri jalan sempit ke arah makam. Padahal siang hari saat matahari terik. Saya membayangkan bila malam hari saat tidak ada alat penerangan apapun, jalanan ini pasti gelap gulita. Apalagi bila ditimpa suara makhluk malam yang mendirikan bulu roma.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline