Lihat ke Halaman Asli

Catcalling: Jangan Takut, Lawan! Jangan Sampai Jadi Kebiasaan

Diperbarui: 4 Juli 2023   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi wanita yang di catcalling di jalan raya (sumber: shutterstock.com)

Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual secara verbal yang sering terjadi di ruang publik, seperti di jalan raya, stasiun, pusat perbelanjaan, bahkan kampus. 

Catcalling terjadi ketika seseorang atau oknum yang melakukannya melontarkan komentar buruk atau tindakan yang memiliki unsur seksual kepada orang yang lewat di depannya, dengan alasan bahwa pelaku ingin mengajak kenalan atau hanya iseng. Biasanya, rata-rata pelaku catcalling ini adalah laki-laki.

"ayang, sendirian aja nih"
"kiw kiw maniss"
"Cewek, sombong amat sih"
"neng, ikut abang yuk"

Kalimat-kalimat tersebut merupakan contoh catcalling yang sering terjadi di masyarakat. Bersiul juga termasuk ke dalam pelecehan seksual secara verbal. Meskipun tidak ada kontak fisik secara langsung, namun, perilaku tersebut tetap tidak dibenarkan ya! 

Walaupun hanya dalam konteks "bercanda" atau "iseng". Catcalling tidak memandang gender. Ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk laki-laki. Tapi, kebanyakan catcalling sering terjadi pada wanita.

Jenis-jenis Catcalling

Menurut Gramedia, ada lima jenis catcalling yang pasti pernah dialami oleh seseorang, yaitu :

Whistling: Melakukan peluitan atau suara yang mengganggu ketika melihat seseorang yang dianggap menarik.

Commenting: Melakukan komentar yang tidak pantas atau mengganggu ketika melihat seseorang yang dianggap menarik.

Stalking: Mengikuti atau menguntit seseorang yang dianggap menarik dengan tujuan untuk mengganggu atau memperlihatkan ketertarikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline