Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Arsyad

Seorang kapiran dan serabutan

Alasan Kota Bikini Bottom Belum Melakukan Karantina Wilayah

Diperbarui: 16 April 2020   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO: pixabay

Bikini Bottom dilanda pagebluk, kota ini diserang nematoda. Namun, melalui surat edaran dan surat elektronik yang disebar oleh bagian humas Pemerintah Kota (Pemkot) Bikini Bottom, walikota menegaskan tidak akan melakukan karantina wilayah. Meskipun kenyataannya nematoda sudah menyerang beberapa penduduk. Tanaman-tanaman di jalanan juga habis dimakan nematoda.

Alasannya, Walikota Bikini Bottom merasa belum mampu memenuhi kebutuhan warga Bikini Bottom selama menerapkan karantina wilayah. Walikota telah mempelajari resiko dari karantina wilayah. Kota tetangganya, Rock Bottom sudah melakukan karantina wilayah. Walikota Rock Bottom menutup semua akses keluar masuk kota.

Akibatnya, aktivitas warga Rock Bottom sedikit terganggu. Perekonomiannya setengah lumpuh, dan beberapa pedagang kaki lima mengeluhkan dagangannya yang sepi. Tapi, Walikota Rock Bottom justru digambarkan oleh Kantor Berita Bawah Air (KB2A) sebagai walikota panutan, karena memberlakukan karantina wilayah. Resiko melemahnya ekonomi, dan kemungkinan membuat warga protes itulah membuat Walikota Bikini Bottom enggan memberlakukan karantina wilayah.

Bagi warga Bikini Bottom, keputusan walikota ini harus diterima. Lagipula, mereka lebih senang kalau kebijakan karantina wilayah ini ditiadakan. SpongeBob jadi bebas bermain di ladang ubur-ubur. Dia juga masih bisa menikmati hobinya memasak Krabby Patty di restoran milik Tuan Krab, meski gajinya menjerit.

Tidak mengkarantina wilayah, bagi Walikota Bikini Bottom artinya berdampak pada stabilitas ekonomi kota. Walikota menegaskan beberapa tempat wisata Bikini Bottom tetap dibuka, salah satunya kebun binatang. Kerang raksasa pelempar mutiara ratusan mil ke udara terancam nggak punya pekerjaan kalau kebun binatang harus tutup. Frank akan kerepotan mencari uang kalau toko mainannya tutup. Ia bingung menjual muntah palsu kemana lagi.

Pantai Lagoona Gon juga berpotensi sepi pengunjung. Penjaga pantai dan Larry pasti belingsatan mencari pekerjaan yang dapat dikerjakan di rumah. Larry nggak punya kemampuan lain selain berenang. Dia tak punya sertifikasi guru atau ijazah buat daftar ke dinas-dinas Bikini Bottom. Orang dalam juga nggak punya, jadi Larry akan di rumah saja memelototi lengannya yang berotot itu. Itulah alasan lain walikota memilih untuk tidak melakukan karantina wilayah.

Patrick, satu-satunya warga Bikini Bottom paling tenang. Dia nggak peduli seluruh kota dilanda nematoda jahat. Patrick juga mustahil merisaukan soal kebijakan. Sampai kapan pun dia tinggal di bawah batu, sesekali keluar cuma bermain bersama sahabatnya, SpongeBob. Mau ada nematoda atau tidak, Patrick tetap bisa "haha-hihi".

Apakah kebijakan walikota buat nggak mengkarantina wilayah disukai seluruh penduduk Bikini Bottom? Nggak juga. Nyonya Puffs, ibu-ibu pengajar di sekolah mengemudi, salah satu orang yang menyesalkan kenapa nggak ada kebijakan karantina wilayah di Bikini Bottom. Nyonya Puffs harus beraktivitas seperti biasa. Menjadi tenaga pengajar di sekolah mengemudi. Tahu apa yang menyebalkan?

Nyonya Puffs terpaksa bertemu SpongeBob Squarepants, muridnya yang selalu gagal dalam tes mengemudi. SpongeBob acap kali menjadi sasaran kemarahan Nyonya Puffs. Beliau sering mangkel pada SpongeBob, karena nggak bisa ngerjain tugas. Setiap kali suruh nulis esai, SpongeBob malah gambar. Pernah sih, disuruh nulis esai tapi cuman mentok di satu kata doang. Walaupun setelah itu SpongeBob lebih suka nggambar, ya dia bakatnya gambar, kok.

Karena nggak suka dengan kerja walikota, Nyonya Puffs yang ternyata punya banyak anak buah, memerintahkan mereka untuk perlahan-lahan merongrong kewibawaan Walikota Bikini Bottom. Segitu jahatnya? Emang. Seluruh tayangan televisi di Bikini Bottom ia sabotase. Semua pemberitaan isinya menyudutkan walikota.

Membuat narasi kalau walikota kerjanya lambat, nggak becus, dan layak diganti. Pemberitaan ia propaganda untuk menyoroti kebijakan Walikota Rock Bottom yang dinilai tepat sasaran. Nyonya Puffs menaikkan berita jumlah korban nematoda bergelimpangan di jalanan. Ia juga menistakan imbauan walikota untuk memakai rompi anti nematoda yang sudah dibagikan gratis kepada penduduk Bikini Bottom.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline