Lihat ke Halaman Asli

Abi Wihan

Teacher

Kesombongan dan Kedengkian

Diperbarui: 23 Januari 2025   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ihram.republika.co.id

Kesombongan dan Kedengkian

Ujian Tersembunyi dalam Perjalanan Hidup

Kesombongan adalah awal kehancuran, dan kedengkian adalah api yang membakar amal kebaikan. Bersihkan hati dengan tawadhu' dan kasih sayang agar hidup penuh berkah

Sombong dan dengki adalah dua penyakit hati yang sangat berbahaya, namun seringkali sulit kita sadari kehadirannya dalam diri. Sombong membuat seseorang merasa lebih tinggi dari yang lain, menolak kebenaran, dan merendahkan orang lain. Sedangkan dengki adalah perasaan tidak senang terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain, bahkan berkeinginan agar nikmat tersebut hilang dari mereka. Kedua sifat ini dapat merusak amal kebaikan, mengeraskan hati, dan menjauhkan kita dari rahmat Allah.  

Betapa sering kita merasa lebih baik daripada orang lain dalam berbagai aspek kehidupan---baik dalam ilmu, pekerjaan, maupun status sosial. Tanpa disadari, kita menilai diri sendiri lebih unggul dan memandang rendah orang lain. Di sisi lain, ketika melihat seseorang yang lebih sukses atau memiliki kelebihan, hati kita merasa panas dan sulit menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Padahal, Allah membagi rezeki dan keutamaan sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, dan setiap orang telah ditetapkan bagiannya masing-masing.  

Saudaraku, mari kita sejenak merenung dan bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita benar-benar bersih dari dua penyakit hati yang pertama kali menjerumuskan iblis---*sombong* dan *dengki*? Dua sifat inilah yang menjadi sebab awal maksiat kepada Allah, yang membuat iblis terlaknat karena kesombongannya dan Qabil terjerumus dalam dosa besar karena kedengkiannya terhadap saudaranya, Habil.  

Tanpa kita sadari, betapa sering kita merasa lebih baik, lebih pintar, lebih berpengalaman, dan lebih layak daripada orang lain. Kita merasa unggul, padahal ilmu kita masih jauh dari cukup. Tajwid yang belum sempurna, bahasa Arab yang masih terbata-bata, kitab-kitab hadits yang bahkan sampulnya pun belum kita kenali dengan baik. Namun, hati ini sering dikuasai kesombongan seolah-olah kita sudah menguasai segalanya.  

Dengki pun tak jarang menggerogoti hati kita. Saat melihat orang lain lebih maju, lebih dihormati, atau lebih sukses, ada bara yang membakar dada kita. Kita sibuk mencari-cari kelemahan mereka, berharap bisa menjatuhkannya, bukannya berusaha memperbaiki diri. Bukankah ini tanda hati yang sedang sakit?  

Ya Allah, maafkan kami... Kami hanyalah hamba yang lemah, seringkali tertipu oleh ego dan hawa nafsu kami sendiri. Terkadang kami lupa bahwa kehebatan sejati bukanlah diukur dari banyaknya pujian atau pengakuan manusia, melainkan dari ketundukan hati kepada-Mu, dari kesungguhan dalam menuntut ilmu dan ketulusan dalam beramal.  

Ya Allah, lunakkan hati kami dengan sifat tawadhu. Jauhkan kami dari sifat sombong yang membutakan, dan bersihkan jiwa kami dari dengki yang mengotori. Ajarkan kami untuk saling mencintai dan menghormati sesama, bukan saling menjatuhkan.  

Sesungguhnya, kehidupan ini hanyalah ujian, dan kami hanyalah musafir di dunia yang fana ini. Semoga Engkau berkenan menjadikan kami hamba yang lebih baik, yang hatinya bersih dari kesombongan dan kedengkian.  

Kesimpulan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline