Lihat ke Halaman Asli

Alasan Dokter dan Profesional Lain Harus Menulis

Diperbarui: 5 November 2018   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi: lammico.com

Tulisan ini sudah lama saya endapkan dalam pikiran dan baru "sempat" sekarang untuk ditulis. Kemungkinan tulisan ini juga mewakili suara hati teman-teman lain di Kompasiana. Tulisan yang membahas salah satu alasan mengapa harus menulis. Salah satu alasan sebab tentu ada berjuta alasan kita menulis di Kompasiana.

Waktu saya masih kuliah, salah satu guru saya mengatakan pada saya bahwa ibu dari pasien yang sedang kami rawat di PICU (Pediatric Intensif Care Unit, sebangsa ICU untuk anak) memiliki stok ASI yang tidak terpakai. 

Kebetulan saat itu pasien yang dimaksud masih berusia kurang dari 6 bulan. Aneh bukan? Stok ASI yang tidak terpakai, padahal anaknya masih dalam periode pemberian ASI eksklusif dan kami akan tetap memberikan ASI jika kondisi pasien memungkinkan.

Ternyata sang ibu ini memompa ASI-nya seperti trend ibu-ibu jaman now. "Jadi saat ini ibu-ibu yang tidak bekerja pun ikut pumping ASI Kris." Begitu kata guru saya. Saya hanya manggut-manggut, baru tahu akan trend tersebut.

"Tapi mengapa ia tidak mau memberikan ASI-nya pada anaknya Dok?" akhirnya saya mengungkapkan keheranan saya.

"Itu dia yang lucu. Menurutnya, ASI itu dibuat sesuai dengan kondisi bayi. ASI sesuai dengan kondisi bayi saat itu, jadi jika sudah disimpan sudah bukan saat itu dan tidak bisa dipakai lagi."

Saya hanya bisa memutar mata mendengar alasan tersebut. "Ibu itu dapat informasi dari mana?"

"Dari blog."

Nah. Ini dia akar masalahnya.

Blog (dan media sosial lainya) sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat kita. Banyak yang bergantung pada pencarian di internet untuk menjawab pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Kalau ada blog yang penulisannya enak dan kebetulan penulisnya ramah pun pasti akan saya ikuti. Permasalahannya: apakah penulisnya benar-benar kompeten dalam hal itu?

Pernyataan sang ibu pasien bahwa "ASI dibuat sesuai dengan kebutuhan bayi" itu memang benar. Seperti ASI dari ibu bayi premature akan berbeda komposisinya dari ibu yang bayinya cukup bulan, itu salah satu contohnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline