Jakarta -- Minggu pagi, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara dari Unit Kegiatan Mahasiswa bernama Rencang Social Community mengadakan kampanye mengenai pentingnya pengetahuan tentang gangguan psikologis secara eksternal di kawasan Sudirman. Hal ini mereka lakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang gangguan psikologis. Kampaye ini dilakukan dengan berkelompok dan kemudian memencar ke berbagai kawasan sekitar Sudirman.
Dhea salah satu anggota dari Rencang Social Community merasa prihatin dengan adanya kasus bunuh diri yang terjadi karena gangguan psikologis, untuk itu dengan adanya kegiatan ini mereka lebih menekankan kesadaran yang lebih difokuskan ke anak muda bahwa adanya psikolog sangat penting, seseorang tidak perlu malu dan merasa takut untuk berkonsultasi.
Di liat dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap 40 detik, seseorang di dunia mengakhiri hidupnya. Maka di perkirakan setiap tahunnya 800.000 jiwa kehilangan nyawa karena bunuh diri.
"Anak muda sekitar umur 12 tahun sudah mengalami gangguan psikologis dan hal tersebut sangat mengejutkan, karena di kisaran usia tersebut seharusnya mereka tidak merasa depresi, maka dari itu kita lebih fokus ke anak muda", timpal Rei anggota lain dari Rencang Social Community.
Menurut Micho, dengan adanya penangguhan oleh BPJS diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dari masyarakat.
Selain melakukan kegiatan kampanye secara eksternal, mereka juga melakukan kegiatan secara internal di kampusnya, yaitu dengan mengundang pembicara ahli untuk berbagi materi dan informasi, agar apa yang mereka sampaikan terbukti kebenarannya.
Mereka berpesan agar pemuda tidak perlu merasa takut untuk berkonsultasi ke psikolog, bersikap terbuka dan jangan takut untuk menceritakan masalahnya ke orang yang dipercaya, jika sudah depresi maka motivasi diri sendiri untuk keluar dari masalah dan selalu positif.
Dari tanggapan pengunjung lain terkait hal tersebut, mereka menyetujui bahwa pengetahuan tentang gangguan psikologis sangat penting, mereka juga memberikan beberapa cara pencegahan yaitu dengan menyibukkan diri dengan hal yang positif, seperti menekuni hobi, ketempat rekreasi, atau berkumpul dengan teman-teman. Dari tanggapan orangtua sendiri, mereka masih awam mengenai hal tersebut.