Lihat ke Halaman Asli

dindin maeludin

ASN di Badan Pusat Statistik

Dampak Sosial Ekonomi akibat Pandemi

Diperbarui: 10 Maret 2021   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona Virus by pixabay

Pandemi Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin luas saja penyebarannya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Satgas Covid-19 sampai saat ini sudah menembus angka 1 juta orang yang terinfeksi.

Hal ini membuat pemerintah secara masif terus menerus menghimbau kepada semua masyarakat untuk tetap mematuhi aturan sosial distancing (PPKM). Meskipun pada akhirnya membuat ruang gerak serta mobilitas masyarakat menjadi terkekang.

Berbicara masalah dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, tentu pemerintah sudah mempunyai strategi untuk memutus rantai penyebarannya. Namun dibalik semua itu tentu akan ada konsekuensi yang harus diterima.  Salah satunya adalah kelangsungan kegiatan seluruh sektor termasuk perekonomian dan kehidupan sosial di masyarakat.

Dari beberapa dampak yang ditimbulkan dari adanya kebijakan oleh pemerintah selalu untuk mematuhi sosial distancing, seperti berkurangnya pola konsumsi masyarakat dan akan berpengaruh pula pada bertambahnnya angka pengangguran hingga angka kemiskinan.

Pandemi virus corona sangat berdampak signifikan terhadap lesunya transaksi perekonomian di Indonesia. Hal ini terlihat dari turunnya pola konsumsi terhadap kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa tingkat konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan yang signifikan menjadi 2,84 persen pada kuartal 1-2020. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan kuartal 1-2019 yang mencapai 5,02 persen.

Hal ini tentu saja akan berpengaruh pula pada angka inflasi, meskipun secara hukum ekonomi dianggap wajar berada dikisaran 1 digit. Merujuk data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan disepanjang tahun 2020 mencapai 1,68 persen. Merupakan angka inflasi terendah sejak tahun 2014 lalu. Pelemahan inflasi ini diakibatkan karena adanya penurunan pola konsumsi masyarakat yang tertekan selama pandemi Covid-19 ini.

Inflasi sendiri merupakan keadaan dimana adanya kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di suatu wilayah yang terjadi secara terus menerus. Dimana jika barang dan jasa meningkat, maka inflasi akan mengalami kenaikan. Bila kedua komponen itu meningkat (barang dan jasa) maka akan menyebabkan turunnya nilai mata uang. Dengan demikian inflasi bisa juga diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa.

Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi ekonomi masyarakat.

Disinilah peran dari pemerintah yang dibutuhkan untuk menjaga kestabilan inflasi dan menjaga kelangsungan pola konsumsi masyarakat. Salah satunya dengan menjaga stok barang secara normal terutama bahan pokok pangan. Bahkan pemerintah sudah menyakinkan masyarakat bahwa stok pangan Indonesia akan tetap aman hingga beberapa waktu kedepan.

Dengan adanya pemberian bantuan tunai dan non tunai pun sangat dirasakan berguna oleh masyarakat untuk sekedar menambah penghasilan dalam membiayai kehidupannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline