Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Saukani

TERVERIFIKASI

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Narasi Sebatang Pohon Tin

Diperbarui: 10 Maret 2018   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sebatang pohon tin di halaman rumah/a.saukani

Ada sebatang pohon tin tumbuh yang sengaja saya tanam di sudut depan halaman rumah saya. Pohon tin ini saya dapatkan sebagai hadiah dari paman saya ketika itu ketinggiannya baru sekitar dua puluh lima centi pertumbuhannya cukup bagus. Semula saya biarkan saja pohon tersebut tumbuh di dalam pot. Setelah pertumbuhannya semakin tinggi dan lebat, akhirnya saya putuskan memindahkannya sebagai tanam langsung tanpa pot seperti adanya sekarang.

Saat ini ketinggiannya sudah mencapai sekitar tiga meter cukup subur dan bercabang banyak. Walau tidak cukup lebat pohon kesayangan saya ini sedang berbuah mungkin lataran masih dalam taraf  belajar berbuah.

Sudah sejak lama bahkan sebelum pohon ini berbuah saya berniat memperbanyak pohon ini untuk memenuhi permintaan beberapa karabat saya yang berniat menanamnya sementara saya sendiri ingin menanamnya dalam pot sebagai koleksi.

Untuk memperbanyaknya saya pernah mencoba dengan mencangkoknya tapi gagal, alih-alih tumbuh malah busuk akhirnya saya tebang.

Sementara pak Djubaedi tetangga saya berhasil mencangkoknya. Pak Djubaedi mungkin tergolong orang bertangan dingin, itu orang bilang.

hasil stek semula tumbuh kemudian mati/a saukani

Tin adalah salah satu buah selain zaitun yang disebut dalam Al Qur'an. Dan setahu saya tin yang dikenal di timur tengah adalah tin yang buahnya ketika masak berwarna ke-unguan sementara tin yang saya tanam ini ketika masak berwarna hijau kekuningan. Namun bentuk buah dan daging buahnya serta rasanya sama persis.

Dari literature saya dapatkan seperti hal-nya buah pisang atau manga ternyata ada ratusan varietas pohon tin di dunia. Dan yang saya tanam mungkin satu varietas tin yang disebut Green Jordan yang warna buahnya hijau dan hijau kekuningan ketika masak.

Setelah gagal mencangkoknya saya mencoba memperbanyak dengan cara stek. Tapi ternyata juga gagal.

Semula stek saya sepertinya berhasil pada minggu keempat pertumbuhannya sudah mencapai sekitar tujuh centi meter dan bardaun segar. Tapi sayang pada minggu kelima daun seperti layu dan pada minggu ketujuh daun layu sempurna, ketika saya cabut akarnya ternyata membusuk.

Usaha saya memperbayak pohon tin dengan mensteknya sepertinya gagal untuk sementara saya belum bisa memenuhi keinginan beberapa orang saudara dan karabat saya yang sudah memesannya dan ingin menanamnya.

Tetapi saya masih penasaran itu sababnya besok atau lusa saya akan mencoba lagi untuk mencakoknya demi memperbanyak sebarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline