Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Penulis Biasa

Ikan Asin, Benarkah Makanan Desa yang Turun Kelas?

Diperbarui: 16 Mei 2022   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekerja menjemur ikan asin di Muara Angke (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

Berbicara mengenai makanan di sekitar kita, tentu tidak lepas dengan ikan asin. Yap. Makanan atau bahan makanan yang berasal dari bangsa ikan dari perairan air asin (laut) maupun yang berasal dari perairan air tawar yang sengaja diasinkan. 

Ikan asin selain legenda begitu mudahnya kita menemukan ikan asin di pasar-pasar tradisional, karena ikan asin ini merupakan menu wajib bagi sebagian orang. Kami sendiri menganggap ikan asin sebagai makanan yang lezat.

Menurut sejarahnya, ikan asin merupakan makanan legenda dan merupakan produk olahan dengan menggunakan garam sebagai unsur pengawet makanan. Bearasal dari abad ke-VIII Masehi, olahan dari ikan ini dibuat oleh masyarakat Jawa pada masa kerajaan Mataram. Dan ikan yang banyak kita temui ini ternyata merupakan jenis makanan yang mewah. Yakni disajikan pada saat upacara penetapan sima. Sumber

Jadi, berdasarkan sejarahnya, ikan asin bukanlah jenis olahan rendahan yang dianggap sebagian orang sebagai makanan yang tak layak ditempatkan di meja-meja makan kaum kaya. 

Meskipun akhir-akhir ini memang masyarakat kita cenderung menganggap ikan asin sebagai makanan kelas dua. Bahkan kecenderungan yang terjadi, jika kita ditanya oleh seseorang apa makanan yang tengah diolah atau dikonsumsi, kita seolah-olah malu bahwa memang ikan asinlah yang tengah menjadi hidangan. 

Bisa jadi karena di mata orang-orang tertentu, mereka memilih ikan segar yang dianggap menyediakan cukup gizi, sedangkan ikan asin telah melalui proses yang panjang sampai bisa diolah dan disajikan di meja makan kita. 

Ikan asin merupakan bahan pangan olahan dari ikan yang diasinkan dan merupakan menu wajib bagi sebagian masyarakat Indonesia (dokumentasi pribadi)

Padahal meskipun telah diasinkan, kandungan gizi dari ikan asin masih cukup banyak dan sangat mendukung kebutuhan gizi kita sehari-hari.

Sebagaimana dirilis oleh Provinsi Sumatera Barat dalam situsnya Sumbarprov.go.id menyebutkan :

Ikan asin kering mengandung energi sebesar 193 kilokalori, protein 42 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 1,5 gram, kalsium 200 miligram, fosfor 300 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam ikan asin kering juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01 miligram dan vitamin C 0 miligram. Sumber

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline