Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Terjadi Inflasi Tertinggi di AS dan Dilema Rantai Pasokan Barang

Diperbarui: 7 Desember 2021   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: bbc.com + tradingeconomics.com

AS mengalami inflasi terburuk akhir-akhir ini. Pada bulan Oktober tahun ini, AS mengalami inflasi selama 17 bulan berturut-turut, dan selama 5 bulan telah melampaui 5% berturut-turut. Tingkat inflasi tahunan mencapai 6,2% pada Oktober 2021, tertinggi dalam lebih dari tiga dekade, yang diukur oleh Indeks Harga Konsumen (CPI). Metrik inflasi lainnya juga telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, meskipun tidak pada tingkat yang sama dengan CPI.

Inflasi ini telah mempengaruhi hampir setiap aspek ekonomi AS, dari harga makanan, kebutuhan sehari-hari, baja, hingga pengiriman barang-barang telah meningkat satu demi satu. Ditambah dengan rantai pasokan yang ketat yang disebabkan oleh pandemi, warga Amerika akan meyambut Natal yang tidak bahagia tahun ini. Baca:

Menyoroti Krisis Rantai Pasokan Barang Konsumsi AS Saat Ini

https://www.kompasiana.com/makenyok/618a6c23ffe7b50c96693232/menyoroti-krisis-rantai-pasokan-barang-konsumsi-as-saat-ini?page=all#section2

Harga pangan di AS telah meningkat hampir 1% selama dua bulan berturut-turut; bawang putih telah meningkat dari US$ 15 menjadi US$30 per kotak, dan minyak goreng telah meningkat dari US$ 18 menjadi US$ 40 per galon; KFC di AS tidak memiliki ayam untuk digoreng lagi.

Harga bahan bakar telah mencapai batasnya, naik 4,8% di bulan Oktober dan 30% dalam 12 bulan terakhir. Dibandingkan dengan awal tahun, harga minyak telah meningkat sekitar 50% dan biaya pemanasan meningkat sebesar 54%.

Harga baja AS telah melonjak 215% sejak Maret 2020. Di antaranya, harga patokan baja canai panas pernah naik menjadi US$1.825 per ton. Sebelum pandemi, harga transaksi per ton, antara 500 dan 800 dolar AS, harganya lebih dari dua kali lipat.

Dari 2011 hingga Maret 2020, rata-rata pengiriman dari Shanghai ke Los Angeles kurang dari US$1.800 per kontainer. Mulai Juli 2021, harga pengiriman dari Tiongkok ke pelabuhan-pelabuhan utama di pantai barat Eropa dan AS mendekati US$12.000 per kontainer, enam kali lipat lebih dari harga rata-rata dalam 10 tahun terakhir.

Tampaknya menurut pengamat pemerintah AS pada akhirnya akan membayar untuk keputusan kebijakannya yang salah. Di bawah situasi pandemi, mata uang yang dikeluarkan pemerintah AS mengalir ke mana-mana, dan dunia akan menghadapi tekanan inflasi yang meningkat, terutama di AS sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline