Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Vaksinasi Dimulai, Mari Belajar dari Semut Gurun

Diperbarui: 13 Januari 2021   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi divaksinasi (HO/SETPRES/AGUS SUPARTO via kompas.com)

Apakah Anda pernah berpikir bagaimana seekor semut mencari makan? Mungkin hal ini tak terbesit di pikiran Anda, bukan?

Namun, bagi sebagian orang, hal ini mereka pikirkan, lalu mereka menelitinya, dan mereka belajar banyak hal darinya. 

Sistem Internal Semut Gurun

Di Tunisia ada sebuah penelitian yang dilakukan untuk memahami bagaimana pola semut gurun mencari makan. Didapatkan bahwa semut gurun keluar dari sarangnya untuk mencari makan. 

Mereka keluar dari sarangnya untuk menjelajahi gurun pasir yang tak memiliki ujung. Kemudian mereka kembali ke sarangnya setelah mendapatkan makanan. Menariknya, semut-semut gurun itu mampu menggunakan rute terpendek yang memungkinkannya sampai ke sarang dalam waktu singkat dan tak ada satupun semut yang menyasar.

Rasanya, manusia saja mungkin tidak akan mampu untuk melakukan hal yang sama tanpa membuat kalkulasi kompleks dengan alat ukur atau dengan menggunakan hukum hitungan trigonometri dalam ilmu Matematika.

Bahkan, mungkin saja manusia justru tidak mampu menemukan kembali jalan pulangnya di tengah gurun padang pasir yang kosong dan begitu luasnya. 

Bagi semut gurun, hal itu sangat perlu dilakukan dengan penuh ketepatan. Jika tidak, akibatnya bisa sangat membahayakan. Cuaca panas gurun di siang hari bisa menyebabkan banyak insekta yang tidak mampu bertahan melawan teriknya matahari. Begitu halnya juga semut gurun ini.

Semut gurun hanya mampu bertahan melawan panasnya gurun pasir kurang lebih hanya dalam durasi 1 jam saja. Dalam tempo waktu sesingkat itu, semut gurun harus keluar dari sarangnya, pergi mencari makan, dan kembali ke sarangnya tanpa harus menyasar.

Berdasarkan penelitian, semut gurun diciptakan Tuhan dengan sistem internal dalam tubuhnya yang mampu melacak langkah yang mereka ambil dan mengkalibrasi ulang sendiri ketika melakukan perjalanan pulang.

Mereka tidak menggunakan persepsi mereka untuk menemukan arah pulang. Mereka juga tidak menggunakan metode canggih lain untuk menentukan arah pulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline