Lihat ke Halaman Asli

Mahansa Sinulingga

Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Apa yang Diharapkan dari Album Baru Iron Maiden

Diperbarui: 2 September 2015   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinggal 2 hari lagi, Jumat, 4 September 2015, album baru Iron Maiden yang bertajuk The Book of Souls akan diluncurkan.

Saat pertama kali mendengar kabar Iron Maiden mau mengeluarkan album baru, responsku adalah: Alamak! Yang benar aja! Apakah 15 album yang sudah keluar selama ini masih kurang?

Namanya fans, kadang suka kombur nggak jelas. Entah dapat info dari mana, konon katanya The Final Frontier (2010) itu merupakan album terakhir Maiden. Tengok saja, namanya pakai kata “final”. Dan, konon juga, Steve Harris memang merencanakan hanya mengeluarkan 15 album sepanjang karier Maiden.

Meski kebenarannya nggak bisa dipertanggungjawabkan, fans senang saja berkombur seperti ini. Ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang merasa udah paling kenal sama Harris cs, atau paling tahu segalanya. Di situlah serunya menjadi fans.

Terserahlah. Mau si Harris selama ini bokis atau nggak, yang jelas album ke-16 ini sudah siap untuk diluncurkan. Jadi, apa yang (bisa) kita harapkan dari album baru Maiden ini?

Menjelang peluncurannya, ada kabar yang tidak mengenakkan. Dickinson divonis mengalami kanker. Ada tumor di belakang lidah yang memaksa Dickinson menjalani kemoterapi dan radisi selama tujuh minggu. Beruntung, pada 15 Mei, muncul berita bahwa dokter menyatakan Dickinson “all-clear”.

Nyatanya, album ini sudah direkam sejak sebelum Dickinson sakit. Bahkan, pada Februari 2015, Nicko bilang bahwa album ini telah setelah rampung. Jadi, sakitnya Dickinson hanya menunda peluncurannya saja, tidak sampai mengganggu proses rekaman. Pada 18 Juni, muncul kabar resmi tentang tanggal peluncuran, yaitu 4 September, dari album yang kemudian diberi tajuk The Book of Souls.

Kurang greget

Kebanyakan grup-grup besar yang masih aktif mengeluarkan album baru, biasanya rilisannya kurang greget atau tidak ada gebrakan baru. Jangan salah, bukan berarti jelek. Bahkan, secara teknis bisa dibilang makin matang dan mumpuni. Hanya saja, tidak lagi meledak-ledak seperti waktu masih culun di usia 20-an dulu.

Dan, memang, usia para penggawa Maiden tidak lagi muda. Dickinson dkk kini berusia 58 atau 59 tahun. Nicko, yang tertua, kini bahkan sudah menembus kepala enam, tepatnya 63 tahun.

Gejala kurang greget ini sudah aku rasakan sejak Brave New World (2000) yang menandai kembalinya Dickinson dan Smith. Sebenarnya, buat aku pribadi, Maiden sudah “selesai” sejak mengeluarkan Seventh Son of a Seventh Son (1988). Soalnya, sesudah itu aku kepincut pada thrashmetal. Pasang-surut Maiden dengan keluarnya Smith, disusul kemudian Dickinson, dan masuknya Gers dan Bayley membuat aku makin jauh. Tetapi, masuknya kembali Dickinson dan Smith yang stabil hingga kini dengan formasi trio gitar membuat aku kembali pada “cinta mula-mula”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline