Lihat ke Halaman Asli

Mafila Zulfa

Agribisnis

Mahasiswa UMM Kenalkan Budikdamber-Aquaponik pada Masyarakat dengan Memanfaatkan Barang Bekas

Diperbarui: 23 Oktober 2020   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), kegiatan ini dilakukan oleh kelompok 27 gelombang 11 yang beranggotakan 5 orang yang terdiri dari beberapa jurusan diantaranya ada agribisnis, ilmu teknologi pangan, ilmu kesejahteraan sosial dan hukum keluarga Islam.

Kegiatan PMM sendiri dilaksanakan di Dusun Bandar Alim Desa Demangan Nganjuk dengan program kerja yang inovasi yaitu budikdamber-aquaponik. Budikdamber  merupakan singkatan dari Budidaya ikan dalam ember sedangkan aquaponik sendiri dapat diartikam sebagai  bentuk pemanfaatan barang bekas untuk dijadikan media menanam tanaman.

Kegiatan budikdamber-aquaponik dilakukan di 3 titik di dusun Bandar Alim. Pemetaan ini dilaksanakan agar masyarakat Bandar Alim dapat melihat dan mencontoh pembuatan budikdamber-aquaponik saat pelaksanaan pembuatan budikdamber. Ke 3 titik sampel itu menjadi contoh apabila masyarakat Dusun Bandar Alim ingin membuat budikdamber-aquaponik.

Budikdamber-aquaponik merupakan alternatif yang sangat mudah dilakukan dan murah dalam pembuatannya. Hal ini karena budikdamber-aquaponik dapat memanfaatkan barang bekas yang sudah tidak terpakai yang terdapat di sekitar rumah, serta dalam pembuatannya tidak memerlukan tempat yang luas. Ikan hampir menyediakan nutrisi bagi tanaman.

Ada beberapa jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem budikdamber.

Kelompok 27 UMM mengunakan ikan lele dalam proses budikdamber-aquaponik. Pemilihan ikan lele karena ikan tersebut menghasilkan kotoran yang banyak. Sehingga sangat membantu dalam proses pertumbuhan dari tanaman aquaponik. Sedangkan tanaman yang digunakan untuk mendukung inovasi budikdamber yaitu kangkung. Pemilihan kangkung sendiri karena kangkung mudah tumbuh dimana saja serta perawatan kangkung lebih mudah dibandingkan jenis tanaman lainnya.

Budikdamber-aquaponik sendiri tidak memerlukan biaya yang banyak. Hal ini karena bahan yang digunakan dapat ditemukan di sekitar rumah.

Bahan yang di butuhkan antara lain ; ember ukuran 80+- liter, benih ikan lele 50 ekor, bibit kangkung, bekas Aqua, kawat, arang dan kapas. Pertama yang dapat dilakukan dengan melubangi bagian bawah dan bagian atas ember. Pelubangan ini bertujuan untuk mengatur jumlah air dan Menganti air pada ember, dikhawatirkan air dalam ember  berbau menyengat karena kotoran ikan yang menumpuk di dalam ember.

Penggantian air dalam ember dianjurkan 3 hari sekali, tetapi pada proses pergantian air cukup mengganti air setengah dari ember. Hal ini ditakutkan apabila air diganti keseluruhan dapat memicu ikan beradu karena air yang jernih. Kedua dapat  melubangi Aqua yang akan menjadi media tanam untuk kangkung.

Dok. pribadi

Proses pembuatan budikdamber-aquaponik isi air ember sesuai batas atas dari lubang yang telah di buat. Masukan 50 ekor ikan lele ke dalam ember. Selanjutnya membuat media tanaman kangkung dengan menyiapkan bekas Aqua. Lalu masukan arang secukup.nya dan di beri kapas sebagai media menanam bibit kangkung. Bekas Aqua sendiri telah di beri kawat agar dapat dikaitkan ke ember.

Setelah media siap dapat langsung dimasukan ke dalam ember. Selanjutnya basahi kapas dan beri sedikit demi sedikit bibit kangkung. Pemberian pakan pada ikan lele dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan malam hari. Hasil panen dapat dirasakan untuk tanaman kangkung dalam jangka waktu 1-2 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline