Lihat ke Halaman Asli

Narasi tentang Negeri Ini

Diperbarui: 9 Oktober 2020   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Flickr.com


Ini kisah tentang negeri ini, negeri yang katanya BHINEKA TUNGGAL IKA.
Negeri yang istananya ramai oleh aksi demonstrasi. Banyak kekecewaan dan kepedihan yang terjadi dalam sekejap, yang akan terasa berat dirasakan. Sebab para elite yang dipercaya untuk duduk di istana sudah melaksanakan keputusan yang dianggap benar.

Negeri ini sedang terluka, merintih dalam tangis. Sedang tidak baik-baik saja. Mungkin sudah lama negeri ini, ditempati para tuan dan puan yang memiliki disabilitas nurani. Kami sebagai masyarakat yang keliru, sudah memilih dan mempercayai para tuan dan puan untuk menduduki istana di negeri ini. Hingga kami mengalami frustrasi dan kerumitan yang teramat dalam, kedamaian tidak lagi bermesraan dengan hati kami belakangan ini. Banyak pertanyaan yang mengusik perasaan kami.

Mungkin para tuan dan puan biasa berpura-pura tuli dan berpura-pura buta terhadap keadaan yang terjadi. Namun kami sebagai masyarakat, tidak bisa berpura-pura tuli dan berpura-pura buta terhadap yang terjadi.

Seakan para tuan dan puan membiarkan pancasila yang dikatakan sebagai ideologi dan dasar negeri ini, berlalu seperti kata-kata yang menguap. Seperti tidak ada lagi, keadilan sosial yang terasa. Para tuan dan puan yang sudah kami percaya telah melupakan janji yang pernah terucap, janji untuk mensejahterakan kami masyarakat yang sudah mempercayai kalian.

Kini,
Kami hanya bertanya, sampai kapan para tuan dan puan menjadi apatis di negeri ini dan mengabaikan keberadaan Tuhan yang sudah nyata atas pancasila? Alangkah lucunya negeri ini. Negeri yang mengabaikan masyarakat demi kepuasan pribadi, demi kebenaran pribadi, negeri yang sudah melupakan sejarahnya. Setelah ini, kami hanya memiliki harapan baik untuk negeri ini, agar negeri ini tidak lagi ditempati orang-orang yang mudah jatuh tergelincir pada DISABILITAS NURANI.

***
Rantauprapat, 08 September 2020
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline