Lihat ke Halaman Asli

luna nathania

mahasiswa ilmu komunikasi

Mendorong Kemandirian Ekonomi: Pemberdayaan Home Industri Melalui Pemasaran Digital Untuk Masyarakat Desa

Diperbarui: 10 Juli 2025   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : M.adrian maulana, Frada dika raharja, Prakida adi berka, Luna syarifa nathania, Dwi pratiwi
girsang
Surabaya,07 juli 2025 - Di tengah tantangan ekonomi global, pemberdayaan industri rumah tangga
di desa-desa menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah-daerah
yang memiliki potensi ekonomi kreatif. Salah satu contoh nyata adalah industri rumah vas bunga dan
pilar di Dusun Mojojejer, Desa Pesanggrahan, Kabupaten Mojokerto. Produk yang dihasilkan tidak
hanya memiliki nilai seni yang tinggi, tetapi juga fungsi dekoratif yang dapat memperindah ruang.
Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pengrajin untuk memaksimalkan potensi ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri kreatif di Indonesia mulai mendapat perhatian lebih dari
berbagai pihak. Khususnya di daerah pedesaan, potensi ekonomi kreatif sering kali terabaikan karena
kurangnya akses pasar dan dukungan teknologi. Di Dusun Mojojejer, para pengrajin vas bunga dan
pilar menghadapi tantangan yang cukup berat. Terbatasnya akses pemasaran dan rendahnya literasi
digital menjadi penghambat utama perluasan jangkauan pasar. Kegiatan ini merupakan bagian dari
program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh Tim Subkelompok 4 Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya, bekerja sama dengan Mas Faisal, pemilik industri rumah vas bunga dan pilar.
Strategi pemasaran digital menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Melalui pelatihan
literasi digital, para pengrajin mengajar memanfaatkan media sosial dan marketplace seperti Shopee
dan Tokopedia. Ini tidak hanya meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat konten digital,
tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM,
pelaku UMKM yang menerapkan pemasaran digital mengalami peningkatan signifikan dalam
penjualan.Keberhasilan program pemberdayaan ini dapat dilihat dari peningkatan volume penjualan
yang signifikan. Pengrajin melaporkan adanya pesanan dari luar wilayah Mojokerto setelah mengikuti
pelatihan. Ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, produk lokal dapat bersaing di pasar yang
lebih luas. Namun, tantangan tetap ada. Keterbatasan akses internet di beberapa lokasi rumah produksi
masih menjadi kendala yang perlu diperhatikan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun strategi
pemasaran digital memiliki potensi besar, infrastruktur yang mendukung juga sangat penting.
Keterbatasan akses internet tidak hanya menjadi masalah teknis, tetapi juga menciptakan kesenjangan
dalam penerapan teknologi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII), masih terdapat sejumlah pelaku usaha di wilayah terpencil yang
mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses internet yang stabil. Meskipun angka spesifiknya dapat
bervariasi, tantangan ini menunjukkan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan pihak terkait untuk
membangun infrastruktur digital yang lebih baik di daerah-daerah yang membutuhkan.
Pemerintah sebaiknya memprioritaskan pembangunan infrastruktur teknologi di daerah sebelum
mewajibkan digitalisasi secara nasional. Selain itu, pelatihan literasi digital yang lebih intensif dan
berkelanjutan perlu dilakukan agar para pengrajin tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi
juga memahami cara memaksimalkan potensi yang ada,di sisi lain kolaborasi dengan komunitas bisnis
dan organisasi non-pemerintah juga dapat memberikan dukungan tambahan. Melalui kemitraan ini,
pengrajin dapat lebih mudah mengakses informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk
mengembangkan usaha mereka. Pemberdayaan komunitas lokal melalui pelatihan dan akses terhadap
teknologi akan menciptakan budaya inovasi yang berkelanjutan.
Pemberdayaan home industri vas bunga dan pilar di Dusun Mojojejer adalah contoh nyata bagaimana
strategi pemasaran digital dapat mengubah nasib pengrajin lokal. Dengan dukungan yang tepat, mereka
tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi
perekonomian lokal. Namun tantangan seperti keterbatasan akses internet dan rendahnya literasi digital
harus diatasi agar pemberdayaan ini dapat berlangsung secara berkelanjutan. Pemasaran digital
bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan alat untuk membantu pengrajin lokal mencapai potensi
maksimal mereka. Mari kita bersinergi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pemberdayaan
ekonomi kreatif di seluruh Indonesia demi kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
#PemberdayaanHomeIndustri#VasBunga#PilarDekoratif#PemasaranDigita#dusunmojojejer
#desapesanggrahan#kecamatankutarejo#mojekerto# pemberdayaanekonomilokal

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline