Lihat ke Halaman Asli

Dari Niat Membantu Umi hingga Merintis Usaha Sendiri

Diperbarui: 12 Januari 2022   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Fakhira dalam mengisi waktu disela kesibukan kuliahnya, mempersiapkan model baru untuk produk yang akan dipasarkan. Doc: Lu'lu Luthfiyyah N.

Suasana kamar yang tenang dengan diterangi lampu pijar kecil yang hanya mampu menerangi seseorang yang tengah sibuk dengan laptopnya.

Matanya tidak teralihkan dari sebuah gambar yang terpampang pada layar persegi panjang tersebut. Gerakan tangan yang lihai dalam membuat design serta fikiran yang sedang bergulat memikirkan tampilan model yang dapat memikat para costumernya terus bekerja sesuai kehendak puannya, Minggu 09/01/22. Kegiatan yang biasa dilakukan Fakhira disela waktu kuliahnya. 

Terlahir dari keluarga yang tidak sempurna membuat perempuan 21 tahun ini memutar otak untuk bisa membantu meringankan penghasilan orangtuanya.

Ditinggalkan seorang ayah dari umur 14 tahun karena bercerai sempat membuatnya sedih dan kecewa dengan keadaan, namun hal ini justru membuatnya menjadi seseorang yang mandiri. 

Menjadi anak pertama membuat ia merasa bertanggung jawab karena ia hanya tinggal bersama ibu yang biasa disapa "Umi" dan kedua adik perempuannya. Usianya yang semakin beranjak dewasa membuat perempuan periang ini berfikir untuk membantu Sang umi dalam hal ekonomi.

Ia merasa malu untuk hanya sekedar meminta uang jajan dan oleh karena itu ia ingin membantu meringankan beban Sang umi dengan memulai membuka usaha sendiri. 

"Sebenarnya ingin menghasilkan uang sendiri dan ngebantu umi aja sih. Masa udah gede masih aja minta uang berat aja rasanya. Selain itu juga karena saya suka melihat umi kerja tiap hari rasanya kasian, jadi saya berfikir mungkin sekarang waktunya saya buat bisa ngasih timbal balik buat umi," ujar Fakhira. 

Mendapat inspirasi dari seorang teman yang sudah merintis usahanya sendiri membuat mahasiswi asal Tasikmalaya ini semakin bulat akan tekadnya dalam membuka usaha. Berawal dari melihat seorang teman yang berjualan case hp membuat ia berfikir untuk menjual produk serupa tapi tak sama.

Sebelum ia memutuskan untuk menjual produk case hp tersebut ia meminta izin kepada temannya terlebih dahulu karena merasa tidak enak akan menjual kategori barang yang sama. 

"Namanya juga teman, gak enak rasanya kalau langsung berjualan belum lagi menjual produk yang sama," ujar perempuan berkulit sawo matang itu. 

Membangun sebuah usaha tidak mungkin langsung bisa dikatakan berhasil dan pasti ada pasang surutnya. Berawal dari membuat design yang biasa saja dan hanya sekedar promosi di akun Instagram hingga status WhatsApp nampaknya tidak cukup untuk menarik hati pembeli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline