Lihat ke Halaman Asli

Mata yang Membutakan Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keramahan itu dipancarkan kepada apa yg dikatakan mata "Wahh"...
Basa basi, senyum buatan, dilengkapi lemah lembut palsu.

Tak lama si pakaian lusuh datang dengan beralas kaki kulit tebal dan pecah-pecah
Dengan raut wajah kebingungan
Tidak ada sapa mendarat padanya
Yang ada senyum-senyum sinis yang menusuk

Mata-mata seperti mengatakan jijik
Memanah dan merajam hati sang nenek tua berpakaian lusuh
Ia pun dilayani dengan tanpa senyum, tanpa basa-basi, apalagi canda
Hanya keketusan yang ada...

Adakah yang salah dengan si nenek?

Ini tidak adil!!!

Di luar sana, si pakaian lusuh itu memancarkan cahaya.
Dengan sapu lidi, sarung tangan, dan sepatu boot.
Memakan semua sampah-sampah yang dibuang para bajingan...
Bajingan yang kerap menerima basa-basi dan senyuman palsu itu
Yang membuat kota ini bersih pada jam makan siang
Dan kotor kembali di subuh hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline