Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Kecil Kemungkinan ASEAN dan Myanmar Saling Meng-"Ghosting"

Diperbarui: 11 Maret 2021   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pengunjuk rasa memamerkan plakat dalam aksi protes di dekat Kedutaan Besar Indonesia di Yangon, Myanmar Selasa (23/2/2021). (AP via KOMPAS.COM)

ASEAN terlalu penting bagi Myanmar. Sebaliknya, Myanmar juga sangat penting bagi ASEAN. Alasan itulah yang menyebabkan sikap ASEAN sebagai organisasi regional satu-satunya di wilayah Asia Tenggara ini dianggap tidak jelas atau keras alias lunak terhadap Myanmar. 

Sikap seperti itulah yang secara tidak langsung justru membuat ASEAN dan Myanmar ---dan negara-negara anggota lainnya--- menjadi saling membutuhkan atau tidak mungkin saling meninggalkan. Istilah kerennya, kedua pihak, bahkan, tidak mungkin saling meng-ghosting.

Pertemuan ASEAN
Apakah ASEAN diam saja atau tidak melakukan upaya apapun untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politik domestiknya? Tidak mungkin seperti itu. Kenyataannya, sebuah pertemuan informal para Menteri Luar Negeri (Menlu) se-ASEAN telah diadakan pada 2 Maret lalu. Para Menlu ASEAN bertemu secara khusus untuk membahas kudeta dan krisis politik di Myanmar.

Pertemuan merupakan yang pertama diselenggarakan ASEAN sejak militer Myanmar menggulingkan pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Pertemuan ini menyusul pembicaraan segitiga di Thailand pada Rabu 24 Februari, antara Menlu Thailand Don Pramudwinai dan Menlu utusan junta Myanmar Wunna Maung Lwin.

Dari pertemuan para menlu itu, Ketua ASEAN (2/3) memberikan pernyataan penting. Pertama, ASEAN mengimbau semua pihak terkait untuk mencari solusi damai, melalui dialog konstruktif dan rekonsiliasi untuk kepentingan masyarakat.

Kedua, ASEAN prihatin atas situasi di Myanmar dan meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan lebih lanjut dan siap untuk membantu Myanmar secara positif, damai, dan konstruktif."

Pernyataan itu menimbulkan dua interpretasi berbeda mengenai sikap ASEAN. Organisasi regional se-Asia Tenggara ini sebenarnya mendukung atau menolak pemerintahan militer Myanmar yang berkuasa pada saat ini? Atau apakah ada pertimbangan lain mengenai sikap seperti itu?

Akibatnya, pertemuan ASEAN itu mendapat kritik keras dari kelompok sipil di Myanmar. Mereka menganggap pertemuan itu memberikan legitimasi kepada perwakilan junta militer Myanmar. Mereka juga menuntut ASEAN melibatkan pihak internasional untuk menekan pemerintahan militer Myanmar.

Dukungan
Keanggotaan ASEAN berbasis pada pemerintah. Anggota ASEAN adalah pemerintahan di sebuah negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, kecuali Timor Leste. 

Setiap negara anggota ASEAN pada umumnya memiliki sistem politik yang secara teratur memilih pemimpinnya pada periode waktu tertentu. Perkecualian biasanya muncul di Thailand dan Myanmar. 

Sependek pengamatan saya, selama ini ASEAN tidak pernah menyatakan penolakan terhadap pemerintahan yang ada di sepuluh negara anggotanya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline