Lihat ke Halaman Asli

Manfaatkan Limbah Ampas Tahu Mahasiswa KKN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto Berinovasi Membuat Kerupuk Ampas Tahu dengan Beraneka Rasa

Diperbarui: 16 Agustus 2020   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. kkn

Ajibarang, Banyumas - Salah satu kelompok KKN Tematik Covid-19 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang beranggotakan tiga orang yaitu Lucky Febrian IM (Ketua), Raras Noor SP, dan Velda Alfia Y melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah desa Ajibarang Kulon dan di desa Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Mastur Mujib Ikhsani, S.E., M.Si, beliau selalu memberikan arahan dan masukan saat mereka melakukan pendampingan kepada UMKM.

Mitra yang mereka pilih salah satunya yaitu usaha produksi tahu milik Pak Darmo yang berada di jalan Bangsadrana desa Ajibarang Kulon. Usaha tahu tersebut merupakan usaha yang sudah terkenal dari dulu dan dijalani sampai sekarang (kurang lebih 58 tahun). Tidak hanya memproduksi tahu saja tetapi juga berganti-ganti memproduksi produk pendamping lainnya. Dikarenakan faktor usia, sekarang sang pemilik usaha tahu hanya mampu memfokuskan produk tahunya saja. Ditambah dengan adanya kondisi pandemi Covid-19, secara tidak langsung produktivitas, permintaan pelanggan. dan pendapatan usahanya menurun. Melihat kondisi tersebut, mereka lantas mempunyai ide untuk melakukan sebuah inovasi produk dari limbah ampas tahu yaitu membuat kerupuk ampas tahu yang beraneka rasa (original, balado, jagung manis, dan pedas asin) yang dikemas dalam plastik sealer dan diberi label produk yang mereka beri nama 'KRUPAS MENDINGAN'. Kata Krupas mereka ambil dari singkatan kerupuk ampas tahu sedangkan Mendingan adalah nama dari usaha tahu Pak Darmo.

Velda Alfia Y menuturkan, "Jadi, kami tidak hanya membuat inovasi di produknya saja, tapi kami juga berinovasi di kemasan dan labelnya"

Pak Darmo selaku sang pemilik pun mengaku bahwa beliau pun tidak terpikirkan untuk mengolahnya. "Biasanya ampas tahu itu hanya untuk pakan hewan ternak, terkadang ada juga tetangga yang meminta, atau kami buang begitu saja. Kami pernah memanfaatkannya tapi hanya dibuat menjadi gorengan saja tidak dibuat menjadi suatu produk yang kami jual."

Selain itu, proses pembuatan Krupas Mendingan tergolong mudah, murah, serta bahan baku yang didapatkan pun sudah tersedia sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang didapatkan oleh mitra nantinya. 

img-20200815-wa0042-5f3808384a846611961128f2.jpg

Proses pembuatan Krupas Mendingan

"Kami berharap dengan adanya program kerja serta ide bisnis yang kami buat kedepannya dapat bermanfaat tidak hanya limbahnya saja tetapi juga bisa menambah penghasilan, menarik konsumen baru untuk mencobanya, mengembangkan usahanya sendiri dan tidak hanya bergantung dari usaha produksi tahu saja," ungkap Lucky Febrian IM sang ketua kelompok.

Raras Noor SP selaku sekretaris pun menambahkan bahwa "Di masa pandemi seperti ini, pelaku usaha memang seharusnya bisa berpikir inovatif agar usahanya terus berkembang dan tidak kalah saing dengan pelaku bisnis lainnya."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline