MOJOKERTO - Pada 16 Januari 2024 di Desa Kalikatir, di lereng gunung tepatnya kebun pisang milik Sumaji (Lurah Desa Kalikatir) program kerja pematangan pisang Cavendish dilakukan. Berkoordinasi dengan Sumaji, 10 anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 mencoba pematangan pisang menggunakan Ethrel. Ethrel sendiri merupakan senyawa kimia untuk pematangan buah. Selama ini petani di desa tersebut menggunakan karbit sebagai alat mempercepat pematangan buah. Hanya saja, petani di sana kurang puas karena hasil pematangan belum bisa meningkatkan nilai jual pisang Cavendish.
Selama ini, petani menjual hasil panen pisang langsung ke pengepul. Harganya tergolong jauh dari pisang Cavendish yang sudah diolah menjadi kuning. Rp. 5.000 per kilonya. Miris. Padahal jika sudah menjadi kuning 1 buah pisang Cavendish memiliki harga Rp. 5000. Ini yang membuat kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 mengagendakan program kerja ini. Selain agar meningkatkan taraf hidup dari petani di sana, program kerja ini juga ingin mengedukasi petani tentang pematangan pisang selain dengan karbit. Ternyata, petani juga antusias dengan program kerja ini dan menerimanya dengan senang hati.
Setelah melakukan koordinasi, pisang Cavendish yang baru saja dipanen menjadi sasaran anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 untuk disemprot Ethrel. Sebelum disemprot, pisang dicuci terlebih dahulu. Dengan menggunakan sabun pencuci piring pisang dicuci agar getah pisang hilang. Selain petani yang antusias anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 juga sama. Lalu 2 tandan buah pisang Cavendish dicuci bersih. Tampak wajah-wajah anggota PENGABDIAN MASYARAKAT R4 menikmati pencucian itu. Maklum, orang kota. Hal tersebut memang jarang ditemui mahasiswa terutama yang berada di kota. Pisang yang dihasilkan sangat bagus. Kulitnya bersih dan buahnya besar.
Setelah dicuci, pisang kemudian diangin-anginkan sampai kering. Kemudian pisang disemprot menggunakan Ethrel. Lalu ditata di dalam karung beras ukuran 50 kilo. Total ada 2 karung beras untuk memeramkan buah pisang. Pisang tersebut didiamkan pada tempat gelap dan ditunggu selama 2 hari. Untuk mengisi kekosongan setelahnya, anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 membantu petani dengan dengan membersihkan lahan kebun pisang. Ke-10 anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 pun membersihkan lahan dari rumput menggunakan sabit.
Setelah 2 hari, anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 melakukan pengecekan kembali. Ternyata pisang belum matang tapi tampak mulai ada perubahan warna. Dari hijau pekat tampak menjadi lebih muda. Anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 memutuskan untuk menunggu 2 hari lagi untuk melihat hasilnya. Sama seperti sebelumnya, anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 kembali melakukan pembersihan lahan. Kali ini bersama Nugraha Kusbianto S. Ab, M. Ab selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Tak hanya membersihkan lahan, anggota kelompok PENGABDIAN MASYARAKAT R4 juga melihat program kerja besar yaitu vermicompost.
Pada Sabtu, 20 Januari 2024 akhirnya pisang matang. Meskipun tidak seperti pisang Cavendish di supermarket, hasilnya cukup menguning. Kemungkinan penggunaan Ethrel juga harus dibarengi dengan alat lain seperti oven buah. Sehingga program kerja ini bisa dibilang belum sepenuhnya berhasil. Namun, setidaknya program kerja ini memberikan wawasan baru untuk petani di sana. Walau tidak kuning sempurna, rasa pisang Cavendish serupa dengan pisang di supermarket. (Dave Yehosua Tiranda Bongga)
Penulis : Dave Yehosua TB
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI