Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Aborsi dan Perdebatan yang Tak Kunjung Selesai

Diperbarui: 6 Desember 2021   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rappler.com

Beberapa hari ini saya bekerja dengan suatu tim kecil terdiri dari tiga orang untuk suatu tugas. Ketua tim adalah orang Inggris. Satu orang ahli lingkungan adalah orang Amerika. Keduanya laki laki.  Dan saya. 

Teman saya, si Amerika tiba tiba bertanya "Di sini, perempuan yang menggugurkan kandungan karena alasan kandungan adalah akibat perkosaan dan incest apakah dilarang?".

Saya menjawab pertanyaannya dengan ringkas padat "Indonesia memiliki Undang-Undang Kesehatan dan Peraturan Presiden tentang Kesehatan Reproduksi yang mengatur soal aborsi. Pada prinsipnya, Indonesia melarang aborsi, dengan perkecualian kedaruratan medis yang mengancam nyawa ibu dan atau janin, serta bagi korban pemerkosaan".

Memang, peraturan di Indonesia mengatur bahwa tindakan aborsi atas dasar gawat darurat medis hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari ibu hamil dan pasangannya (kecuali bagi korban pemerkosaan), dan penyedia layanan kesehatan bersertifikat, serta melalui konseling dan/atau konsultasi pra-tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.

Kawan Amerika saya pun menjawab "Kalau demikian, aturan di tempat asal sayalah yang sangat mundur". Saya langsung menebak asal tempat dia "Anda dari Alabama ya?" 

Kawan Amerika sayapun mengiyakan " Betul betul suatu kemunduran ada di wilayah saya. Sementara aborsi dilarang untuk alasan apapun, tingkat kematian bayi di negara bagian tempat saya tinggal adalah tertinggi. Artinya, kami ini melarang perempuan aborsi tapi membiarkan bayi bayi yang lahir untuk mati". Bagi kawan Amerika saya tersebut, kriminalisasi pada aborsi menjadi mengherankan karena justru diupayakan oleh 25 dari 27 anggota parlemen Alabama yang semuanya laki laki dan berkulit putih. Tentu saja laki laki tidak pernah membayangkan hamil karena perkosaan dan meraskan trauma yang ada. 

Sementara, kawan saya, Sang Ketua Tim dari Inggris menjawab "Di Inggris, aborsi legal. Namun demikian, di Irlandia Utara aborsi adalah ilegal, kecuali jika nyawa sang Ibu dalam bahaya".

Negara Bagian Amerika Serikat yang Ilegal untuk Aborsi (The Guardian.com)

Diskusi kami pun akhirnya berkembang ke isu makin maraknya pelarangan aborsi di beberapa negara bagian di Amerika yang saat ini sedang heboh. Kriminalisasi perempuan dalam hal aborsi karena kepentingan politik di beberapa negara bagian Amerika memang sedang menjadi pembicaraan dunia. Ini melahirkan begitu banyak protes. Perempuan turun ke jalan dan katakan "Kau kontrol kami dan tubuh kami. Itukah maumu?". 

Artikel ini bukan hendak mempromosikan aborsi agar legal,  namun mengajak pembaca untuk melihat aborsi dari kacamata keadilan. Sayangnya laki laki tidak pernah akan bisa hamil dan merasakan kehamilan, sehingga pertimbangan keadilan mungkin tidak mudah dirasakan oleh semua pembaca. 

Aturan Aborsi di Banyak Negara

Aturan soal pelarangan aborsi memang ada di banyak negara. Sampai dengan akhir 2018, dicatat 20 negara menetapkan aborsi sebagai hal ilegal. Sementara, di beberapa negara lain, aborsi diatur dengan ketat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline