Lihat ke Halaman Asli

Cinta Tidak Masuk Akal

Diperbarui: 13 Februari 2021   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Dokpri

Siang itu seperti biasa, sesudah makan siang mengobrol sebentar bersama teman-teman. Di antara mereka hanya aku yang belum kawin. Ada Mba Pur, Mba Lisa, Mba Kirun, Mpo Zuriah. Mereka saling membahas tentang keluarga masing-masing. Aku hanya menyimak buat pembelajaran suatu hari nanti.

Mba Kirun menceritakan tentang suaminya yang suka ringan tangan. Tetapi dia tetap saja menurut dan cinta pada suaminya. Tak ada keinginan berpisah. Cinta yang dimilikinya tetap abadi walaupun selalu disakiti baik fisik maupun batin.

Seringkali kami mengingatkan agar suaminya ditinggal saja. Buat apa toh juga hanya nebeng doang. Duit hasil gojek hanya untuk main judi dan mabuk-mabukkan. Kadang malah memaksa Mba Kirun untuk utang sama teman. Tapi Mba Kirun salah dia utang  pada rentenir petugas kebersihan di tempat kami bekerja.

Kehidupan keluarganya semakin parah. Tapi dia tetap mempertahankan perkawinannya. Bahkan selalu menyisihkan makanan bila dapat makan dari perusahaan.

"Saya sudah berjanji sehidup semati dengannya di hadapan penghulu disaksikan oleh keluarga," ujarnya suatu ketika di saat itu dia bercerita lagi perlakuan suaminya.

Salah satu dari teman kami, mengingatkan. Bila suami tidak menghargai kita sebagai istrinya buat apa dipertahankan, sengsara seumur hidup.

Mba Kirun tetap kokoh pada pendiriannya. Cintanya tidak pudar walaupun setiap hari ada saja bencana di rumahnya. Saat itu aku berpikir, apakah arti cinta itu. Kalau aku lebih baik berpisah hidup sendiri daripada bulan-bulanan suami.

Cinta itu indah bila  saling berbagi rasa. Tidak egois, cinta itu murah hati, cinta itu lemah lembut. Tetapi bila hanya bertepuk sebelah tangan, hanya membuat capek hati.

Kisah Mba Kirun sering kita jumpai di kehidupan nyata. Berpegang teguh pada prinsip. Bila sudah berjanji tidak bisa diingkari. Semoga suatu hari nanti cinta Mba Kirun kelak terbalas dengan baik oleh suaminya. 

Cinta memang butuh pengorbanan. Setelah sudah beberapa tahun berlalu. Kabar dari  Mba Kirun, suaminya berubah seratus delapan puluh derajat. Menjadi penyayang dan bertanggung jawab. Setelah 16 tahun usia pernikahan mereka. Kesabaran membuahkan hasil.

Selamat menjelang hari raya valentine bagi yang merayakannya

Erina Purba

Bekasi, 13022021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline