Lihat ke Halaman Asli

Gas Langka

Diperbarui: 22 Mei 2020   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Pixabay

Gas langka
Gas habis ketika mau masak, anak-anak merengek-rengek
Mak ... Mak ... Lapar

Kulangkahkan kakiku selangkah demi selangkah dengan gas hijau di tangan.
Warung pertama, Teh... Teteh gas ada?
Habis Bu, belum datang

Warung kedua Teh... Teteh gas ada?
Habis Bu, barusan ada yang baru beli

Warung ketiga Pak... Bapak... Gas ada?
Habis Bu, belum belanja
Coba warung bakso itu Bu!
Tangan sudah pegal, tambah kaki juga pegal sudah jauh berjalan

Dengan letih lesu loyo gas hijau kutengteng lagi
Warung keempat warung bakso sekaligus jual gas hijau
Mas... Mas... Ada gas?
Tinggal satu Bu, buat jualan bakso kami.
Coba warung yang lain Bu!
Aku menjawab, seandainya raga ini bisa bawa motor, sudah secepatnya aku putar haluan.
Anak lapar terlintas di benakku
Kalau begitu bakso satu porsi ya Mas, dibungkus!
Uang untuk beli gas berkurang separuh

Aku menenteng gas kosong
Kemana lagi beli gas
Terpaksa tunggu belahan jiwa pulang
Sambil melangkah menenteng gas
Aku berjalan tertatih-tatih

Lewat warung kecil
Tak mengira warung kecil jual gas
Dengan penuh harap
Pak ada gas?
Ada Bu
Kupingku seolah-olah tidak mendengar Ada Bu 
Kuulangi lagi pertanyaan yang sama
Pak ada gas?
Ada Bu
Oh... Hati senang tapi sendu duit gas sudah berkurang
Baru datang tadi Bu
Pak duitnya kurang, aku balik lagi ya

Gas....Gas... Kenapa dirimu tambah langka?
Apa yang terjadi sebenarnya?
Hati terus bertanya-tanya
Sudah beberapa kali beli gas
Pasti selalu bilang gas langka

Gas... Gas... Apa yang terjadi sebenarnya?

Apakah pasokan dari perusahaannya berkurang?
Apakah penduduk yang bertambah
Berbagai pertanyaan muncul
Gas... Gas... Kami butuh gas

Erina Purba
Bekasi, 10012019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline