Lihat ke Halaman Asli

Perhitungan Alternatif Tentang Subsidi BBM

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Sephiror

Dear rekans, minggu terakhir ini di bulan maret suasana indonesia cukup panas, dikarenakan Indonesia akan menyambut kenaikan BBM, dan seperti biasa isu kenaikan ini disambut dengan demonstrasi dari elemen mahasiswa dan saat ini selain mahasiswa ada juga dari buruh bahkan nenek-nenek yang mengaku dari jauh datang untuk berdemo… (haruskah?)

Usut punya usut, setiap pendemo tentunya punya senjata yang menjadi alasan demonstrasi BBM dan menggalang massa mahasiswanya, tentunya ini tidak terlepas salah satunya oleh pakar ekonomi yang terkenal bapak Kwik kian gie dengan hitung-hitung BBMnya.

Beruntungnya hitungan Pak Kwik dapat diakses di halaman web pribadinya yang beralamat
http://kwikkiangie.com/v1/wp-content/uploads/2012/03/Rincian_Perhitungan_BBM_Maret_2012.pdf
di lelaman itu Pak Kwik menuliskan analisa perhitungannya secara gamblang dan mudah dimengerti, di ikuti dengan data-data negara penghasil minyak yang memurahkan harga jual minyaknya, bila di cermati memang logis perhitungannya.

tapi….. saya mencoba membaca dengan uji parameter lain, benarkah apabila tidak di subsidi itu merupakan neolib, saya mengambil data dari angka Rp. 126,591 triliun yang dibayar pemerintah untuk subsidi dari penjualan minyak ke pertamina, dimana dalam perhitungan pemerintah masih untung Rp.97 triliun, nah angka yang diributkan ini (Rp.126,591 triliun) apakah benar dipergunakan dan dimanfaatkan maksimal bagi orang miskin?

Bersumber dari pemberitaan http://finance.detik.com/read/2010/11/25/102236/1501968/4/65-jatah-bbm-subsidi-habis-dikonsumsi-di-jabodetabek?nd9911043 porsi 65% subsidi BBM di nikmati oleh warga JABODETABEK, artinya kurang lebih 82,28 triliun dana subsidi mengalir di JABODETABEK, sedangkan sisanya kurang lebih Rp.44,30 Triliun, dipergunakan untuk Jatah diluar JABODETABEK (sedangkan populasi penduduk bermotor terbesar masih di pulau Jawa). Kemudian perhitungan penggunaan subsidi dari angka Rp. 82,28 triliun tersebut di komparasikan dengan angka populasi kendaraan bermotor, data saya ambil rentang tahun 2008-2011, dengan menyesuaikan perhitungan BBM di atas yang menggunakan angka penjualan Rp.4.500,- .

Penelusuran data melalui media dari http://metro.vivanews.com/news/read/120367-data_transportasi_di_jakarta kendaraan yang beredar di JABODETABEK saja, pada tahun 2008 ada 9,6 Jt kendaraan bermotor, kemudian berita terbaru mengasumsikan tahun 2011 kemarin ada sekitar 12 juta kendaraan. Berdasarkan data dari lelaman tersebut kita bagi menurut porsi populasinya dengan asumsi pembagian dan pemakaian merata, yaitu kendaraan motor roda dua menempati populasi 70%, diikuti mobil penumpang 27%, ( diasumsikan angkot berjumlah 5%, dan pribadi 22%), kemudian bis kota 3 %.  (*bila mau membetulkan porsi persen jumlahnya silahkan ) sehingga porsi subsidi untuk wilayah JABODETABEK saja bisa di asumsikan mengkonsumsi subsidi sebanyak;


  1. Kendaraan motor roda dua Rp. 57, 596 Triliun
  2. Kendaraan Mobil pribadi Rp.18,10 Triliun
  3. Kendaraan angkot & bis kota Rp.6,6824 triliun

Angka-angka ini merupakan penghitungan secara KASARmengikuti asumsi jumlah populasi kendaraan bermotor yang melintasi Jakarta dan porsi subsidi , meski data terbaru di lapangan bisa lebih dari perhitungan ini. Tapi kemungkinan prosentasenya tidak akan mengubah banyak nilai pembagiannya

Bisa di bayangkan, jatah subsidi yang katanya untuk orang-orang tidak mampu yang hanya memakai angkutan kota CUMA memiliki jatah prosentase sebesar kurang lebih Rp. 6,7 Triliun dan itu Hanya di wilayah JABODETABEK yang porsi pemakai subsidinya 65%.

Apabila dilakukan perbandingan data penduduk miskin di Indonesia yang hanya 30 juta orang, ditambah angka pengangguran 8,12 juta orang menurut data http://regional.kompas.com/read/2012/03/08/18163731/BPS.Jumlah.Penduduk.Miskin.Terus.Menurun dan http://www.bps.go.id/brs_file/naker-05mei11.pdf berarti bisa dikatakan paling tidak 38,12 juta orang, yang paling membutuhkan subsidi (termasuk pengangguran yang memiliki motor roda dua).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline