Lihat ke Halaman Asli

Layli Hawa

Penulis opini politik, sosial

Memaknai Qurban di Tengah Pandemi

Diperbarui: 29 Juli 2020   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Layli Hawa (Aktivitas Dakwah, Pemerhati Sosial)

Hari raya Idul Adha 1441 Hijriah, yang jatuh pada akhir Juli, akan berbeda dari biasanya karena pandemi. Pelaksanaan kurban harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Seperti hari raya sebelumnya yaitu idul fitri pun, umat Islam harus melangsungkannya ditengah pandemi. Kaum Muslimin yang biasanya bersuka cita bersilaturahmi ke sanak famili harus tertunda untuk mencegah penyebaran virus covid.

Meski begitu, hari raya harus disambut dengan penuh makna disetiap peristiwa yang terjadi didalamnya sebagai penambah keimanan dan ketaqwaan diri. 

Idul Adha disebut sebagai hari raya haji dan hari kurban. Dinamakan hari raya haji karena bulan dzulhijjah adalah waktu kaum Muslimin melaksanakan ibadah haji dan menunaikan wukuf di padang Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih yang disebut pakaian ihram.

Disamping itu Idul Adha dinamakan hari raya kurban karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kepada Allah SWT.

Perayaan Idul Adha yang disambut sukacita oleh umat Islam, ternyata menyimpan kisah yang menyedihkan sekaligus menginspirasi. Idul Adha adalah hari untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim.

Suatu ketika nabi Ibrahim as, mendapat wahyu dari Allah lewat mimpi untuk menyembelih anaknya, Ismail as. Hal itu tentu membuat nabi Ibrahim as diselimuti rasa gundah gulana. Namun, kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT menjadikannya tidak ragu melaksanakan perintah Allah. 

Kemudia Ibrahim as menyampaikan mimpinya kepada Ismail as, diaminkannya dan rela disembelih ayahnya sesuai perintah-Nya. Tiba waktu penyembelihan tepat pada 10 dzulhijah, Nabi Ibrahim dan Ismail pergi ke tanah lapang untuk menyembelihnya. Namun, rencana Allah sungguh luar biasa. Ketika Ibrahim hendak menyembelih leher Ismail, ternyata pedang tajam yang telah diasahnya tumpul dileher nabi Ismail as. 

Dengan hati bingung dan sedih, Ibrahim merasa gagal dalam dalam usahanya. Kemudian datanglah wahyu berupa firman Allah SWT, "Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikan". (As-shaffat : 104-106)

Kemudian Allah gantikan ketaqwaan Ibrahim dan Ismail dengan seekor domba yang harus disembelih oleh Ibrahim as atas perintah Allah SWT. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline