Lihat ke Halaman Asli

Lapas Kelas III Wahai

Tata Usaha dan Rumah Tangga

Asah Kreativitas, Warga Binaan Lapas Wahai Belajar Otodidak Kerajinan Pebble Art

Diperbarui: 23 September 2025   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Binaan sedang belajar membuat kerajinan tangan

Wahai, INFO_PAS - Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai ramai-ramai mengasah kreatifitas dengan belajar otodidak teknik membuat lukisan Pebble Art di Beranda 'Mesra' Lapas, Senin (22/9). Kegiatan tersebut menjadi keterampilan baru yang merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian Lapas Wahai.

Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan semua jenis keterampilan sejatinya dapat dilakukan warga binaan bila petugas jeli melihat bakat dan potensi mereka. "Warga binaan memang seringkali membuat kerajinan secara otodidak bila kita kunjungi kamar hunian mereka seperti dijumpai adanya cangklong atau pipa rokok maupun asbak. Itu semua adalah magnet yang harus kita berdayakan," kata Tersih.

Dijelaskannya, tujuan meningkatkan program kemandirian adalah untuk membekali warga binaan dengan keterampilan dan potensi wirausaha sebagai bekal reintegrasi sosial setelah bebas. "Lapas mempunyai potensi besar untuk mendorong terciptanya produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari dalam tembok melalui peningkatan pendayagunaan warga binaan," terangnya.

Saat ini, Lapas Wahai melalui Sub Seksi (Subsi) Pembinaan tengah memprogramkan kerajinan Pebble Art sebagai produk unggulan, dimana Pebble Art merupakan seni yang menciptakan gambar atau komposisi kreatif dari batu atau kerikil kecil yang direkatkan pada permukaan seperti kayu dan kanvas.

Kepala Subsi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, mengatakan seni Pebble Art memanfaatkan keindahan alami dari batu untuk membentuk berbagai pola dan gambar sebagai pajangan seperti hiasan dinding.

(Baca: https://www.ditjenpas.go.id/manfaatkan-bebatuan-pantai-warga-binaan-lapas-wahai-siap-tampilkan-kerajinan-baru )

Senada, Frans Tepal, staf Subsi Pembinaan mengatakan unsur penting dalam seni Pebble Art tersebut. "Bahan utama adalah batu alam seperti batu pantai dan kerikil halus. Permukaannya menggunakan papan, serta tambahan hiasannya adalah cat dan perekat," tambah Frans.

Salah satu warga binaan, WD, mengaku sangat bersemangat akan dilaksanakannya keterampilan tersebut. "Hanya dengan melihat contoh gambar yang diberikan Petugas, tangan kami sudah tak sabar untuk merangkai. Kami bisa belajar otodidak," ucap WD.

Inisiatif peningkatan program kemandirian tersebut diresponi langsung oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. "Kami terusmendorong Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Maluku untuk giatkan keterampilan bagi warga binaan dalam menghasilkan produk UMKM sebagaimana arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, lewat Program Akselerasi," kata Ricky.

Tentang seni Pebble Art yang akan dikembangkan, ia turut memberikan apresiasinya. "Seni ini merupakan kegiatan yang mudah dan menenangkan, cocok untuk segala usia baik warga binaan yang usia muda maupun tua. Aktifitas kreatif ini sangat saya apresiasikan karena tujuan mulia kami adalah memanusiakan manusia agar mereka menjadi lebih baik dikemudian hari," pungkas Kakanwil.

Kontributor: Lapas Wahai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline