Lihat ke Halaman Asli

Lalu PatriawanAlwih

Mahasiswa - Postgraduate Universitas Mercubuana

Diskursus Struktur Fabula, dan Plot Kebijakan Pemeriksaan

Diperbarui: 2 Mei 2024   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi Penulis

I. Pendahuluan

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan pajak dan penggalian potensi penerimaan negara, pemerintah terus melakukan revitalisasi terhadap proses bisnis pemeriksaan pajak. Kebijakan pemeriksaan pajak merupakan sebuah narasi yang menarik untuk dikaji dari perspektif struktural, khususnya fabula dan plot. Fabula mengacu pada rangkaian peristiwa yang terjadi secara kronologis, sedangkan plot merujuk pada cara penyajian peristiwa-peristiwa tersebut dalam sebuah narasi yang koheren.

II. Struktur Fabula Kebijakan Pemeriksaan Pajak

Fabula kebijakan pemeriksaan pajak dapat diurai menjadi serangkaian peristiwa sebagai berikut:

  • Identifikasi potensi dan sasaran prioritas pemeriksaan.
  • Pembentukan komite perencanaan pemeriksaan untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan.
  • Penerbitan instruksi, persetujuan, dan penugasan pemeriksaan dengan memperhatikan beban kerja dan daluwarsa penetapan.
  • Pelaksanaan pemeriksaan baik rutin maupun khusus dengan melibatkan berbagai pihak dan menggunakan sarana dan prasarana yang memadai.
  • Pengendalian mutu dan jaminan kualitas pemeriksaan melalui tim Quality Assurance (QA).
  • Penyelesaian pemeriksaan dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) dan menindaklanjuti temuan pemeriksaan.
  • Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemeriksaan untuk perbaikan berkelanjutan.

III. Plot Kebijakan Pemeriksaan Pajak

Penyajian fabula dalam bentuk plot narasi kebijakan pemeriksaan pajak dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Eksposisi: Pemerintah mengidentifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kepatuhan pajak dan menggali potensi penerimaan negara melalui pemeriksaan pajak yang lebih efektif.
  • Komplikasi: Pemerintah menyadari bahwa proses bisnis pemeriksaan saat ini memiliki beberapa kelemahan, seperti penentuan sasaran yang kurang tepat, kualitas pemeriksaan yang belum optimal, dan kurangnya pengendalian mutu.
  • Klimaks: Pemerintah melakukan revitalisasi proses bisnis pemeriksaan dengan mengambil langkah-langkah strategis, seperti penyusunan peta kepatuhan dan daftar sasaran prioritas, pembentukan komite perencanaan pemeriksaan, penerbitan instruksi dan penugasan yang terukur, serta pengendalian mutu melalui tim QA.
  • Resolusi: Pelaksanaan kebijakan pemeriksaan yang direvitalisasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemeriksaan, memperkuat pengendalian mutu, dan pada akhirnya meningkatkan kepatuhan pajak serta penerimaan negara.
  • Denouement: Pemerintah terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan pemeriksaan untuk mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan dan melakukan penyempurnaan kebijakan secara berkelanjutan.

Dokumen Pribadi Penulis

IV. Kesimpulan

Kajian struktural terhadap kebijakan pemeriksaan pajak melalui fabula dan plot membantu memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai alur dan tujuan dari kebijakan tersebut. Pemerintah berupaya meningkatkan kepatuhan pajak dan penerimaan negara dengan melakukan revitalisasi terhadap proses bisnis pemeriksaan, melalui serangkaian langkah strategis yang diharapkan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan di masa lalu. Monitoring dan evaluasi berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan kebijakan ini dapat memberikan hasil yang optimal.

V. Penutup

Revitalisasi proses bisnis pemeriksaan pajak yang dilakukan pemerintah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kepatuhan pajak dan mengoptimalkan penerimaan negara. Melalui serangkaian kebijakan yang terstruktur mulai dari identifikasi sasaran prioritas, pembentukan komite perencanaan, pengendalian mutu, hingga monitoring dan evaluasi berkelanjutan, diharapkan pemeriksaan pajak dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.

Tantangan utama dalam implementasi kebijakan ini terletak pada koordinasi dan sinergi antar berbagai pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran otoritas pajak, serta dukungan dan kerja sama dari masyarakat wajib pajak untuk mewujudkan kepatuhan pajak yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline