Lihat ke Halaman Asli

Kondisi Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Diperbarui: 20 April 2019   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pembelajaran sastra disekolah, khususnya ditingkat SMP saat ini diarahkan pada kegiatan apresiasi sastra yang bersifat produktif, kreatif, dan reseptif. 

Siswa langsung dihadapkan pada karya sastra, lalu melakukan kegiatan mengapresiasi mulai dari membaca, memahami hingga menciptakan. Dengan demikian, siswa akan mampu berpikir kritis melalui rasa ingin tahu terhadap metafora-metafora yang terdapat dalam karya sastra. 

Jadi, jelaslah bahwa karya sastra tidak vc hanya bersifat menghibur, tetapi juga dapat menjadi media belajar dalam pembentukan karakter dengan cara yang menarik.

Dalam kegiatan apresiasi sastra yang produktif, siswa diharapkan dapat menghasilkan sebuah teks sastra. Salah satunya adalah puisi. Sebagai sebuah bentuk apresiasi,enulis puisi dapat membantu siswa dalam menuangkan gagasan dari pengalaman rasa dan inderawi mereka.

Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian diolah dengan kekuatan estetika dinamis hingga menjadi sebuah puisi yang penuh makna. 

Menulis puisi merupakan sebuah proses bermajinasi, berpikir, menganalisis, serta mengolah fakta, baik yang bersumber dari pengalaman langsung maupun pengalaman yang diperoleh melalui membaca, mengamati, menonton, atau mendengar. Di sisi lain, kegiatan menulis juga merupakan bentuk kreativitas seni dengan menggunakan bahasa sebagai piranti utamanya, sehingga menuntut pula kepiawaian siswa dalam mengolah bahasa.

(Mks, 20-4-2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline