Lihat ke Halaman Asli

Lensa Karana Media

Media komunikasi Pramuka Banyuwangi

Kwarcab Mendengar, Budaya Partisipatif Pembinaan Gudep Unggul Pramuka Banyuwangi

Diperbarui: 19 Juli 2018   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kwarcab Banyuwangi Mendengar, Budaya Partisipatif Pembinaan Gudep Unggul Pramuka

BANYUWANGI, LENSAKARANA.com -- Kwartir Cabang Banyuwangi menggelar forum curah gagasan bagi pembina yang berpartisipasi dalam lomba gugus depan unggul tingkat cabang bertempat di SD Negeri Penganjuran 4, Rabu (18/7/2018).

Acara dipandu Nurhamim, Ketua Tim Pengembangan Gudep Unggul Kwarcab Banyuwangi memberi kesempatan bagi peserta forum diskusi uuntuk menciptakan iklim organisasi yang baik, melalui saran, masukan, maupun kritik.

"Pada forum ini, tim Kwarcab Banyuwangi memberikan kebebasan bagi pembina-pembina untuk memberikan saran dan pemikiran agar dapat dijadikan bahan evaluasi bagi kwarcab. Forum ini saya batasi maksimal 25 menit," tegas Hamim.

Para pembina sangat antusias dalam memberikan saran dan pendapatnya. Beberapa poin yang bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi, antara lain yaitu perlu latihan gabungan, informasi prosedur mendapatkan nomor gudep, portofolio diharapkan lebih rinci, perlunya pembinaan berkala tentang administrasi gudep, penguatan pembina secara berkala, pemberdayaan majelis pembibing, penguatan pembina, pendanaan kemitraan, serta sosialisasi tentang kartu tanda anggota yang terintegrasi SIPA (Sistem Informasi Pengelolaan Anggota).

Rofiudin, salah satu anggota Tim Pengembangan Gudep Unggul menjelaskan, hasil diskusi ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Kwarcab Banyuwangi.

"Yang namanya evaluasi itu dilakukan setelah dilaksanakan sebuah kegiatan, dan evaluasi akan menghasilkan data, dari data ini kita bisa tahu kelemahan dan kekurangan, dan ini akan menjadi data awal bagi Kwarcab Banyuwangi untuk pembenahan sekaligus pembinaan," ungkap Rofi.

Dia menambahkan, Kwarcab Banyuwangi akan melaksanakan kegiatan serupa secara berjenjang mulai di tingkat ranting, setelah itu ke tingkat cabang dan dilanjutkan ke tingkat daerah. Apabila di tingkat daerah lolos akan di adu lagi ke tingkat nasional," imbuh Rofi.

Menurut salah satu pembina dari SD Negeri 2 Tampo, Baroroh mengatakan, Kwarcab Banyuwangi perlu segera mengadakan pembinaan kepada gudep-gudep dan pembinanya.

"Pembinaan menyeluruh mulai administrasi, pembinanya juga perlu dibina. Karena dilihat kebawah itu pramukanya sendiri kurang greget, meskipun sudah direvitalisasi dan pramuka juga sudah menjadi ekstrakurikuler wajib. Seharusnya didukung oleh semua guru, tapi nyatanya, karena pembinaannya kurang dan penguatannya kurang terhadap pembina, sehingga banyak guru yang belum mengerti tentang pramuka. Maka dari itu diperlukan pembinaan secara berkala," tutup Baroroh.

Penulis : Angelo Gladicho

Editor: Mohamad Arif Fajartono




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline