Lihat ke Halaman Asli

Usman Kusmana

Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Saya Tak Akan Mau Mencoblos Jokowi Lagi

Diperbarui: 13 Juni 2019   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memilih adalah keniscayaan dalam hidup kita. Hidup adalah serangkaian pilihan yang terus menerus saling bergantian yang pasti dihadapi setiap manusia. Dia harus memilih dalam menentukan kelanjutan studynya, memilih pekerjaan apa yang cocok dan disenanginya, memilih perempuan yang akan mendampingi sepanjang hidupnya, memilih siapa wakil dan pemimpinnya di pemerintahan dan sebagainya.

Saya dalam Pileg Kemarin memili PKB, dalam Pilpresnya Saya memilih Pak Jokowi dan KH Maruf Amin. Saya memilih dengan perasaan senang dan sadar lahir dan bathin dengan segala pengetahuan dan keyakinan yang saya miliki.

Memilih Jokowi adalah memilih Akal sehat dan keluhuran akal budi. Memilih KH Maruf Amin pun juga sama. Semuanya demi kebaikan republik ini. Setiap orang pasti ingin memilih orang yang baik demi sebuah cita-cita yang baik bagi diri dan negaranya. Sudah ribuan judul artikel dengan beragam ulasan yang menullis tentang Jokowi dan lawan tandingnya Prabowo Subianto. Begitupula yang membahas seputar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang melatari keadaan saat ini. 

Tentu saja ada yang menilai dengan dasar data, fakta, dan berbasis keilmuan, Ada pula yang berbasis framing dengan diawali dengan kecenderungan subjektivitas, emosional dan benci dendam.

Dengan sarana medis sosial dan WA group semua berseliweran saling bersahut-sahutan. Virus menebar masuk ke otak-otak dan mempengaruhi pikiran dan perasaan publik. Sehingga berhadap-hadapanlah secara diametral antara kubu Cebong dan Kampret untuk mengidentifikasi pendukung Jokowi dan Prabowo.

Saya meyakini bahwa Jika alam sadar publik dan rakyat Indonesia mampu membaca secara jernih apa yang dilihat, di dengar dan dirasakan, pastilah akan mampu membedakan kualitas, kapasitas dan kepribadian masing-masing calon yang di dukungnya. Semua terlihat jelas dan terang benderang. Apakah itu bahasa verbalnya, bahasa tubuhnya, maupun bahasa pola dan gerakan diri dan kelompok pendukungnya.

Seorang Jokowi adalah sosok yang secara sadar dipilih oleh saya dan 84 Juta Rakyat Indonesia lainnya. Dan kita tinggal menyisakan pernak-pernik pertarungan yang tersisa di gedung MK dan ruang-ruang perdebatan di layar sempit medsos di Handphone pintar kita.

Kita tinggal menyaksikan bagaimana orang yang telah kita pilih mampu meneruskan kerja dan karya nyatanya untuk membangun dan menyejahterakan rakyat dan bangsa Indonesia. Sungguh, saya kapok dan tak mau memilih Jokowi lagi nanti pada Pilpres 2024 yang akan datang. Cukup sekian yaa Pak Jokowi. Hatur Nuhun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline