Lihat ke Halaman Asli

Kornelis Jama Nuna

Bachelor of Civic Education in a UNIDHA MALANG

Demi Popularitas Harga Diri Pun Taruhannya

Diperbarui: 25 Agustus 2021   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

     Popularitas merupakan hal yang mungkin sangat di dambakan sebagian orang, apalagi di zaman Teknologi modern ini. Sangatlah banyak peluang-peluang untuk mendapatkan sebuah ketenaran apabila memiliki bakat didalam seni kreatif. Dengan banyaknya Aplikasi yang mudah di akses sehingga membuat orang-orang berlomba-lomba untuk mengaksesnya. Memang Aplikasi sangat bermanfaat bagi penggunanya, tetapi sebagai manusia yang bijak dan punya akal sehat yang masih normal aksesnya.

 Jangan sampai karena faktor terinspirasi dari orang-orang yang bernasib mujur, yang telah mendapatkan kepopuleran karena memiliki bakat seni kreatifnya yang mendukung pencapaiannya. Tapi jika seandainya memiliki ambisi untuk mendapatkan ketenaran itu dan harga diripun taruhannya ya itu sama saja seperti bangkai yang tidak bisa didaur ulang. 

Apagunanya ketenaran jika ketenaran itu merupakan hal yang melencing dengan nilai-nilai dan norma sosial. Dan harga diripun seolah-olah terinjak karena perilaku anak-anak zaman sekarang ini. misalkan banyak sekali informasi yang beredar di Media Sosial bahwa perilaku anak zaman sekarang ini berperilaku seperti orang Eropa dan sebagian lapisan Benua lain. Eropa dan lapisan Bemua lain ya mereka budayanya memang seperti itu, dan itu tidak perlu di tiru bagi gemerasi penerus bangsa. Karena Negara kita merupakan negara yang menjunjung tinggi budaya malu, norma sosial. 

      Kebebasan itu memang kita semua memilikinya tetapi jangan menggunakan kebebasan itu melakukan tindakan bergoyang dan memakai pakaian yang tidak wajar dan upload di MedSos,  itu merupakan perilaku yang memalukan masa demi ketenaran harga diri di pertaruhkan. Itu merupakan tingkah laku orang yang memiliki kelainan Psikisnya dan perlu bantuan Psikiater. 

"Sekian dan Terima Kasih, sebelumnya mohon maaf artikel ini tidak bermaksud membenci tetapi ini hanya sebatas sebuah masukan saja. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline