Kompasianer, masih ingatkah kamu rencana pemindahan ibu kota negara Republik Indonesia ke Kalimantan Timur yang digaungkan 2019 lalu?
Dengan semakin dekatnya rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, tahukah kamu bahwa pemerintah juga telah memilih nama ibu kota negara baru menjadi "Nusantara"?
Melalui Suharso Monoarfa (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapennas), ia menurutkan bahwa nama "Nusantara" dipilih pemerintah melalui pertimbangan yang panjang. Penamaan "Nusantara" dikarenakan kata tersebut sudah dikenal sejak lama dan menggambarkan kenusantaraan Republik Indonesia.
Namun sayangnya, pasca diumumkan penamaan ibu kota negara baru, kritik pun bermunculan, salah satunya dari sejarawan, JJ Rizal. Menurutnya sebutan "Nusantara" bukan hanya dikotonomis dalam artian kewilayahan tetapi juga peradaban.
Lalu, bagaimana tanggapan Kompasianer atas penamaan ibu kita negara menjadi "Nusantara"? Apakah Kompasianer setuju dengan nama "Nusantara", atau justru sebaliknya, nama tersebut dirasa kurang cocok?
Seandainya kamu dilibatkan dalam pemilihan nama ibu kota negara baru, kira-kira nama apa yang cocok disematkan? Mengapa kamu memilih nama tersebut dan apa filosofi di dalamnya?
Terakhir, apa harapan Kompasianer untuk pemerintah agar ibu kota negara baru bisa menjadi smart city di masa depan?
Mari, tulis topik ini dengan menambahkan label Nusantara pada tiap konten yang dibuat.
Optimasi Kontenmu di Kompasiana!