Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

7 Orang Jadi Korban, Bagaimana Sengatan Tawon Ndas Membunuh Manusia?

Diperbarui: 11 Januari 2019   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tawon Vespa affinis

KOMPAS.com – Dalam dua tahun terakhir ini, sebanyak tujuh warga Kabupaten Klaten telah merenggang nyawa karena diserang tawon ndas atau Vespa affinis.

Kepada Kompas.com, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten Nur Khodik berkata bahwa seseorang yang tersengat tawon V affinis bisa meninggal bila tidak ditangani dalam 1 x 24 jam.

Namun, bagaimana sengatan tawon bisa membuat seseorang meninggal? Untuk menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Dr dr Tri Maharani, M.Si SP.EM, seorang pakar toksinologi via telepon pada Jumat (11/1/2019).

Dia menjelaskan bahwa V affinis bukanlah tawon madu, melainkan tawon predator. Tawon ini memiliki kemampuan untuk memasukkan racunnya ke dalam tubuh manusia.

Pada dosis kecil, yakni ketika yang menyengat hanya satu atau dua ekor tawon, racun V affinis hanya akan menimbulkan alergi saja dengan gejala-gejala seperti bengkak.

Baca juga: Mengenal Tawon Ndas yang Tewaskan 7 Orang di Klaten

Penanganannya pun cukup sederhana. Bagian yang bengkak perlu dikompres dengan es atau kalau tersisa sengatannya, bisa dicabut. Lalu, pasien diberikan analgesik dan obat-obatan antihistamin atau corticosteroid sampai pembengkakan berkurang.

“Tapi sengatan sedikit ini juga jarang. Karena ketika seseorang itu merusak sarang (tawon), maka yang marah kan tidak mungkin cuma satu, tetapi satu rombongan yang isinya bisa puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan tawon,” katanya.

Bila tawon yang menyengat berjumlah banyak, maka hal ini bisa menyebabkan hiperalergi yang jika tidak ditangani akan berlanjut menjadi anafileksis hingga sistemik atau merusak organ hanya dalam hitungan hari.

Efek yang paling fatal adalah menyebabkan edema paru akut atau kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di paru-paru yang membuat pasien kesulitan bernapas. Selain itu, efek fatal lain yang paling umum terjadi adalah gagal ginjal akut di mana fungsi ginjal menurun.

Oleh karena itu, dibutuhkan ketanggapan petugas medis untuk menangani kasus sengatan V affinis berat. Pasien yang mengalami edema paru akut, misalnya, harus diberikan tatalaksana edema paru, seperti cairan parunya dikeluarkan. Sementara itu, pasien yang mengalami gagal ginjal harus diberikan tatalaksana gagal ginjal, seperti hemodialisis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline