Lihat ke Halaman Asli

Menelaah "Metafakta" Anak Kiai Jombang yang Cabul

Diperbarui: 8 Juli 2022   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: detik.com

Istilah "metafakta" yang disebut Santriwati sebagai metode dalam kasus pencabulan anak kiai Pesantren Shiddiqiyyah Desa Losari, Ploso, Jombang, Jawa Timur, yang digunakan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT/42) sedikit ambigu dan memang diluar nalar.

Bukan apa, menurut pernyataan santriwati yang menjadi korban pencabulan tersebut dikutip dari liputan CNNIndonesia TV, Kamis (7/7). Dirinya tidak boleh protes ketika sedang diajari ilmu "metafakta", yang mana dirinya harus melepas pakeaan yang dikenaknnya.

Santriwati itu sempat menolak ketika diminta harus melapaskan baju. Akan tetapi dalih ilmu metafakta yang tidak masuk di akal membuat santriwati mengikuti apa yang dianjurkan oleh pelaku.

Sebab jika dirinya bersikekeh menolak dan tidak mau melakukannya, berarti santriwati tersebut masih mengunakan akal dan belum menjiwai itu metafakta.

Pentingnya Nalar Kritis

Menelaah "metafakta" sendiri yang membuat hal itu ambigu dan diluar nalar sehat itu tujuannya, yang justru dibuat untuk melancarkan aksi cabulnya kepada santriwati.

Maka menelaah tentang metafakta itu sendiri sebagai sebuah dalih. Apa itu sebenarnya metafakta? Apakah benar keilmuan itu ada dan harus tidak menggunakan nalar dalam menelaahnya?

Berdasarkan informasi yang beredar, ilmu metafakta yang diajarkan oleh Moch Subchi Azal Tsani adalah ilmu kesaktian yang meliputi segala sesuatu, penyakit bisa sembuh, keinginan dengan menggunakan ilmu itu bisa tercapai. Mungkinkah metafakta demikian?

Suatu apapun keilmuan, yang pertama haruslah di uji dengan nalar kritis kita sebagai manusia apapun bentuk keilmuan itu termasuk metafakta.

Sebab keilmuan apapun tanpa dipraktikan dan tanpa dibuktikan secara gambling dan jelas itu hanya akan menjadi teori saja yang tidak lebih dari itu, yang mana bisa benar bisa juga tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline