Lihat ke Halaman Asli

Kekerasan Dunia Digital Mengancam Kenyamanan

Diperbarui: 29 Januari 2022   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan teknologi sampai saat ini telah mengalami banyak perubahan, perubahan yang terjadi sudah sangat membantu produktivitas kegiatan manusia. Terutama perkembangan dunia digital yang sudah digunakan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Akses dunia digital serasa tidak memiliki batasan pengguna, hal ini membuat orang dewasa sebaiknya mengambil peran dalam menjaga anak-anak dalam menggunakan teknologi internet. 

Selain itu untuk kalangan orang dewasa yang gemar menggunakan sosial media, dimana akan ada banyak informasi yang bertebaran. Ini menyebabkan beberapa pihak tidak bisa mengenal mana informasi yang mengandung hoax atau informasi yang benar nyata hal ini membuat masyarakat banyak terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Selain dari mudahnya penyebaran informasi, dunia digital digunakan oleh banyak kalangan yang akan memberikan komemntar sesuai dengan apa yang mereka lihat tanpa memperhatikan keadaan di dunia nyata. Kejadian ini akan memicu adanya Digital Bullying. Karena akses terhadap dunia digital sangat mudah hal ini juga memudahkan masyarakat untuk melontarkan pendapat atau bahkan dunia digital dijadikan media untuk saling mencela atau membuli. 

Pelaku bullying di media sosial adalah pelaku yang tidak memahami etika dalam menggunakan sosial media, sehingga tidak bisa membedakan bagaimana menyampaikan kritik, saran, dan bullying. 

Kekerasan yang terjadi di dgunia digital memambg tidak jarang kita temui, hal ini membuat beberapa pihak merasa tidak nyaman menggunakan sosial media. Sehingga mengambil langkah untuk keluar dari sosial media beberapa saat atau untuk jangka waktu yang lebih lama. 

Sikap bijak menghadapi cyberbullying yakni mengidentifikasi pelaku, tidak merespon pesan dari pelaku, tidak memberitahukan kata sandi akun mereka termasuk keluarga atau kekasih. Para korban bisa memanfaatkan fasilitas sosial media yang telah disediakan.

Perundungan siber merupakan fenomena yang baru dan telah berkembang di dunia internet. Bentuk perundungan siber yakni ada Flaming ini merupakan perang kata-kata di dunia maya yang menggunakan bahasa dan kata kasar yang bermakna marah-marah, vulgar, mengancam, dan merendahkan seseorang. 

Kemudian ada Harassment ini adalah perundungan yang menggunakan kata-kata kasar untuk menyerang beberapa pihak dan melecehkan seseorang terus menerus. 

Pelecehan ini umum terjadi di kalangan artis atau orang-orang yang terkenal dan politikus. Denigration merupakan perundungan siber yang dilakukan dengan cara menuliskan komentar secara langsung di akun objek yang berupa komentar hinaan, gosip kejam, dan rumor yang merusak reputasi. Ada pula beberapa pihak sengaja membuat akun palsu yang digunakan sebagai media untuk memepermalukan beberapa pihak tertentu.

Di era saat ini sangat penting dan harus mengutamakan literasi penggunaan digitalisasi agar kita sebagai pengguna dapat lebih bijak dalam emnggunakan media digital. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline