Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Ketika Maskapai Flag Carrier hanya Dilihat dari Sisi Neraca Keuangan

Diperbarui: 3 Februari 2023   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Maskapai Pembawa Bendera (Credit Foto: Byeangel)

Maskapai Flag Carrier dapat dikatakan tumbuh pesat setelah de kolonisasi oleh negara negara Eropa, banyak negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Mereka kemudian mendirikan maskapai yang membawa bendera negaranya sebagai lambang kebanggan nasional dari sebuah negara yang merdeka.

Tak heran jika pada masa masa banyaknya bermunculan maskapai flag carrier ini, pesawat pesawat dari berbagai maskapai pembawa bendera menjadi pemandangan di bandara bandara internasional layaknya pemandangan di kantor Perwakilan Bangsa Bangsa (PBB) dengan sederetan bendera dari semua negara anggota.

Pada awalnya, term maskapai flag carrer menandakan kepemilikan maskapai tersebut oleh pemerintah (government-owned) akan tetapi dalam perkembangaannya beberapa maskapai ada yang melakukan privatisasi penuh dan ada yang hanya menawarkan sahamnya sebagain saja  (go public) kepada publik dengan membentuk perusahaan milik negara (state-owned enteprise), hal ini menggeser term government-owned ke term state-owned.

Privatisasi maskapai flag carrier tidaklah seburuk dugaan banyak orang yang mungkin menggangap bahwa dengan privatisasi maskapai pembawa bendera akan kehilangan nilai sejarahnya, identitas bangsa di langit aviasi dan menghilangkan kebanggaan nasional.

Maskapai Air France dan KLM bukan lagi milik pemerintah ataupun negara Perancis dan Belanda namun banyak orang tidak melihatnya seperti itu, mereka masih melihat Air France sebagai maskapai Perancis dan KLM sebagai maskapai Belanda

Contoh lain adalah maskapai British Airways yang bersama flag carrier Spanyol, Iberia menjadi International Airlines Group (IAG).

Sejarah memang perlu dipertahankan namun layaknya perjalanan dari sebuah negara yang penuh dengan tantangan tantangan yang memerlukan penyesuaian penyesuaian seperti perubahan Undang Undang dan lainnya, maskapai pun perlu melakukan hal yang sama dalam perjalanannya.

Pasar juga kian berkembang, beberapa pelaku perjalanan sepertinya tidak lagi menghiraukan gelar flag carrier, mereka lebih berfokus kepada maskapai yang sesuai dengan pilihan mereka, harga tiket yang lebih murah serta maskapai yang dapat menerbangkan mereka secara langsung ke tujuan mereka tanpa transit.

Namun untuk beberapa pelaku perjalanan udara yang sudah setia kepada brand maskapainya mungkin masih tetap memilih maskapai flag carriernya.

Lantas apa yang menyebabkan maskapai flag carrier dari banyak negara terpaksa harus gulung tikar seperti maskapai Varig dari Brazil,Malev dari Hungaria, serta maskapai Swissair dari Swiss (kini Swiss Air) yang mengalami kebangkrutan pada tahun 2002 dan kini menjadi bagian dari Lufthansa Group ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline