Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Belum Saatnya Selamat Tinggal kepada Boeing B-747

Diperbarui: 9 Desember 2022   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boeing B-747 ke 50 (Sumber Boeing.com)

Boeing.baru saja menyelesaikan produksi pesawat Boeing B-747 terakhirnya pada hari Selasa 6 Desember 2022 yang lalu waktu setempat, pesawat tersebut adalah B-747 8F atau versi kargo yang dipesan oleh Atlas Air Worldwide Holdings.

Pesawat ini juga sekaligus menutup pintu produksi B-747 setelah lebih dari 53 tahun mengangkasa mulai dari prototype pertamanya dan dengan model pertamanya B-747 100.

Produksi ke 1,574 (termasuk prototype) ini merupakan versi kargo pesanan dari Atlas Air Worldwide Holdings sebagai perusahaan yang memiliki maskapai kargo yang bermarkas di New Yorrk Amerika yaItu Atlas Air.

Bila Airbus mengakhiri era pesawat Jumbo maka Boeing mengakhiri era pesawat penumpang jet bermesin empat.

Dunia mengenal tiga pesawat penumpang jet berbadan lebar bermesin empat yang sukses yaitu Airbus A-340, dan A-380  serta  B-747 dengan tidak melihat keberadaan dari pesawat Illusyn IL-96 asal Rusia yang menurut berita justru akan di modernisasi.

Namun demikian persaingan antara Boeing dan Airbus pada pesawat penumpang berbadan lebar dengan empat mesin kini akan berakhir.  

Apakah pesawat ini juga akan mengakhiri model penerbangan hub and spokes ?

Pesawat ini dengan kapasitas 400-500 + penumpang ini memang selalu mengeruk penumpang di bandara bandara hub di dunia sehingga mengurangi kepadatan bandara dengan banyaknya maskapai yang mengoperasikan pesawat ini.

Namun kenyataan pula yang menjawab pertanyaan diatas dimana kini model penerbangan point-to-point lebih dijadikan pilihan pengguna transportasi udara walau akan membuat kepadatan di bandara bandara dengan lebih banyaknya pesawat berbadan lebar bermesin dua yang beroperasi.

Dari sisi maskapai, efisiensi semakin menjadi tuntutan dengan melihat kenyataan pula dimana mereka sangat rentan pada harga bahan bakar, setidaknya hal tersebut terlihat juga pada awal awal pesawat B-747 ini diluncurkan pada awal tahun 1970 yang diikuti dengan melonjaknya harga bahan bakar dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline