Lihat ke Halaman Asli

Sekitar Tumbangnya Jaringan Operator Indosat

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1396664052656703502

Sekitar 2 hari yang lalu, timeline di Twitter riuh-rendah oleh kabar tumbangnya jaringan operator seluler nomor dua di Indonesia, yaitu Indosat. Screen capture ini membuktikan hal tersebut.

Tentunya bukan hanya di Twitter, banyak teman yang menanyakan mengapa jaringan Indosat bisa tumbang. Beberapa teman mengalami tidak bisa SMS, tidak bisa menelpon dan tentu saja tidak bisa online. Saya pun melakukan pencarian sebab mengapa jaringan Indosat bisa tumbang dan berakibat luas tersebut.

Pagi hari, Kamis (3/4-2014), di ruang diskusi Indonesian Web and Tech Community, sebuah komunitas IT yang cukup besar yang ada di Google Plus (anggota lebih dari 10.000 akun)  ada yang memberikan postingan terkait kejadian tumbangnya jaringan Indosat tersebut.

13966651391927368630

Saya Segera menuju link yang diberikan dan melihat paparan yang cukup jelas mengenai peristiwa tumbangnya jaringan operator Indosat. Menurut BGPMon:
What happened?

Indosat, AS4761, one of Indonesia’s largest telecommunication networks normally originates about 300 prefixes. Starting at 18:26 UTC (April 2, 2014) AS4761 began to originate 417,038 new prefixes normally announced by other Autonomous Systems such as yours. The ‘mis-origination’ event by Indosat lasted for several hours affecting different prefixes at different times until approximately 21:15 UTC.

What caused this?

Given the large scale of this event we presume this is not malicious or intentional but rather the result of an operational issue. Other sources report this was the result of a maintenance window gone bad.


Dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, saya memperoleh press release APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) via emailyang mengabarkan hal yang sama.

Hari ini dunia Internet Indonesia dikejutkan dengan berita bahwa Indosat melakukan “pembajakan” terhadap 400 ribu prefix Internet Global. Sehingga terjadi perubahan routing menuju jaringan yang dibajak tersebut mengarah ke jaringan Indosat. Akibatnya, jaringan Indosat jadi macet dan mengalami gangguan ke konsumen.

Menurut  Irvan Nasrun, Ketua Bidang Sekuriti Jaringan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), kejadian seperti itu memang bisa melumpuhkan jaringan. Sebagai asosiasi yang mewadahi Indosat, APJII menurut Irvan siap untuk membantu anggota yang mengalami masalah pada jaringannya.


Indosat Membajak?
Satu hal yang mengemuka dalam peristiwa tumbangnya jaringan Indosat tersebut adalah adanya informasi Indosat Membajak. Pertanyaannya, mengapa Indosat sampai membajak? Apakah hal ini disengaja atau atau unsur terorisme di dalam peristiwa ini?
Seperti yang dikemukakan oleh BGPMon, Indosat (AS4761) biasanya menyediakan referensi sekitar 300 prefix (grup atau gabungan dari alamat-alamat IP individual). Namun sekitar pukul 01.00 WIB Kamis (3/4)  dinihari jumlah IP Prefix ini melonjak berkali-kali lipat hingga mencapai 415.652. BGP jaringan AS Indosat mengumumkan ke jaringan AS lain bahwa ia memiliki sejumlah besar jalur yang sebenarnya tidak ada
Dari mana Indosat memperoleh tambahan IP Prefix sekian banyak? Jawabannya dari membajak.
Menurut kompas.com, AS4761 (Indosat) mulai  membajak alamat-alamat IP dalam prefix terkait dengan mengalihkan trafik yang seharusnya ditempuh melalui AS lain. Alamat-alamat tersebut antara lain dimiliki oleh perusahaan besar AS seperti Apple, Telia, NTT, Level3, Comcast, CableOne, dan Akami.

Kembali ke press release APJII, secara jelas dikemukakan bahwa Indosat melakukan “pembajakan” terhadap 400 ribu prefix Internet Global sehingga terjadi perubahan routing menuju jaringan yang dibajak tersebut mengarah ke jaringan Indosat. Akibatnya, jaringan Indosat jadi macet dan mengalami gangguan ke konsumen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline