Lihat ke Halaman Asli

kiky ape

Karyawan swasta/student of stba jia

Kerukunan Antar Umat Beragama

Diperbarui: 28 Oktober 2023   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamuallaikum wr. wb.

Halo teman-teman 

Alhamdulillah dengan rahmat Allah Swt.  Saya akan menulis sebuah artikel untuk memenuhi tugas PAI tentang "Kerukunan antar umat beragama" semoga artikel ini juga bisa bermanfaat untuk saya dan teman-teman sekalian.

Kerukunan antar umat beragama

Kali ini kita akan membahas tentang bagaimana umat beragama dapat saling menghargai, berdialog dan bekerja sama walaupun berbeda agama dan keyakinan. Bagaimana kita dapat mengelola perbedaan-perbedaan ini sehingga menjadi kekuatan yang besar dan bersinergi dalam membangun bangsa dan negara ini ? Salah satu cara adalah menciptakan kerukunan hidup lewat dialog antar agama dan kepercayaan karena tanpa kerukunan negeri ini akan terseok-seok dalam pembangunan dan dengan sendirinya semakin tertinggal dari bangsa-bangsa lain.

Oleh karena itu pentingnya mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Bagaimana caranya ? Mari kita bahas.

Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran, Diantaranya beberapa poin di bawah ini :

  • Manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan berbeda-beda.

            Perbedaan ini sudah menjadi ketetapan Tuhan ( sunnatullah ). Al-Quran dengan gamblang menjelaskan kenyataan adanya perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang artinya:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa" 

  • Perbedaan keyakinan tidak bisa dipungkiri.

            Islam mewajibkan para pemeluknya membangun batas yang tegas dalam hal akidah dan kepercayaan. Sambil tetap menjaga prinsip penghargaan atas keberadaan para pemeluk Agama lain dan menjaga hak-hak mereka sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Pembatasan yang tegas dalam hal akidah atau kepercayaan ini merupakan upaya Islam untuk menjaga para pemeluknya agar tidak terjebak pada sinkretisme. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kaafirun 1-6 yang artinya:

Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah, Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu Agamamu dan untukkulah Agamaku".

  • Tidak ada paksaan dalam beragama.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline