Aliran muncul disebabkan seberapa banyak orang yang menggunakan dan mengikuti aliran tersebut. Pada kegiatan belajar ada beberapa aliran yang ada, seperti :
1. Teori Behavioristik
Teori ini menyatakan bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain teori ini menjelaskan bahwa belajar adalah bentuk perubahan dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil dari refleksitas. Menurut Behavorisme reaksi yang begitu kompleks akan menimbulkan tingkah laku. Prinsip-prinsip behaviorisme adalah :
- Objek psikologi adalah tingkah laku
- Semua bentuk tingkah laku dikembalikan kepada reflek
- Mementingkan terbentuknya kebiasaan.
Kelebihan teori behavioristik :
- Sesuai dengan materi pembelajaran
- Materi pembelajaran dirancang secara khusus
- Membangun konsentrasi individu
Kelemahan teori behavioristik :
- Hanya berpusat pada tenaga pendidik
- Lebih mengutamakan hafalan dibandingkan latihan
2. Teori Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Adapun tokoh-tokoh dari teori ini adalah.
1) Jean Piaget
Menurut Jean Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
- Proses asimilasi : proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
- Akomodasi : penyesuain struktur kognitif ke dalam situasi baru.
- Equilibrasi : penyesuain berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
2) Model Gestalt
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt , guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global terhadap objek-objek yang dilihat. Karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian berproses kepada bagian-bagian.
3) Kohler
Teori yang disampaikan oleh Kohler berdasarkan pada penelitiannya pada seekor monyetnya di Pulau Canary yang dikembangkan dari teori Gesalt. Kohler menyatakan bahwa belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah proses yang didasarkan pada insight.
3. Teori Humanistis
Proses belajar harus bermuara pada amnesia itu sendiri. Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar secara apa adanya, seperti apa yang biasa kita amati dalam dunia keseharian. Bloom dan Rathwohl (dalam Riyanto, 2009) menunjukan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa yang tercakup dalam tiga kawasan, yaitu :
Kognitif yang terdiri dari enam tingkatan :
- Pengetahuan mengingat (menghafal)
- Pemahaman (menginterpretasikan)
- Aplikasi (menggunakan konsep unuk memecahkan suatu masalah)
- Analisis (menjabarkan suatu konsep)
- Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
- Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dan sebgainya)
Psikomotor yang terdiri dari lima tingkatan :
- Peniruan (menirukan gerak)
- Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
- Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
- Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
- Naturalisasi (melakukan gerakan secara wajar)
Afektif yang terdiri dari lima tingkatan :
- Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
- Merespons (aktif berpastisipasi)
- Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu)
- Pengorganisasian (menghubung-hubungkan niali-nilai yang dipercayai)
- Pengalaman (menjadi nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)