Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Saleh

ASNeurship

Karama Kalumpang: Karunia Tuhan Yang Luar Biasa

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329397771641516357

Desa Karama Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju terletak di timur Mamuju Ibukota Provinsi Sulawesi Barat, merupakan sebuah Desa terpencil diantara pegunungan yang rindang dan sungai yang meliuk-liuk sepanjang ratusan kilometer mengalir menuju lepas Pantai Laut Sulawesi. Perjalanan diawali Dari Mamuju Ibukota Provinsi Sulawesi Barat Untuk sampai Di Desa Karama yang asri nan terpencil ini diperlukan waktu tempuh sekitar 7 Jam bila kondisi alam bersahabat, dengan menggunakan kendaraan roda empat menempuh jalan aspal yang licin, tanjakan dan jurang-jurang terjal, air terjun yang mempesona disela-sela hutan tropis dan kebun coklat penduduk sepanjang 124 Kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam kita akan sampai di Ibukota Kecamatan Kalumpang, Perkampungan etnik nan spektakuler dengan berbagai ragam budaya dan kerajinan khas yang tidak ditemukan ditempat lain di Indonesia, antara lain tenunan tangan khas kalumpang yang terbuat dari kulit kayu, serta temuan situs galian benda-benda bersejarah masa lampau, tenunan khas etnik Kalumpang sudah dipasarkan hingga ke mancanegara lewat Bali, walau belum dikelola dengan baik. Ketika sampai di Kalumpang kita akan disambut oleh masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama kristen penuh dengan keramah-tamahan dengan bahasa dan dialek khas Kalumpang, Gadis-gadis cantik berkulit putih bersih mirip etnis Minahasa ( Manado-Pen ) tanpa sungkan melepas senyum kepada Anda, senyum kedamaian dan persahabatan, suatu pemandangan yang membuat anda bisa betah berlama-lama disini. Di Kalumpang walau sudah sejak dahulu telah menjadi Ibukota Kecamatan namun Kota Indah, sejuk, nyaman dan asri karena terletak didataran tinggi ini belum menyiapkan sarana akomodasi berupa Penginapan untuk para tamu yang berkunjung, jadi kalau Anda datang kesini kita harus menginap disalah satu rumah penduduk, hanya ada rumah makan itupun terbatas hanya ada satu, dua, Rumah makan yang tentu belum dapat memenuhi kebutuhan dan selera para pengunjung bila nantinya sudah dikenal dan didatangi oleh para wisatawan yang ingin melepaskan lelah dari rutinitas dan hirup-pikuk Kota yang penuh polusi dan asap knalpot. Sebelum berangkat ke Karama sebaiknya kita beristirahat sebentar untuk menikmati pemandangan alam dan mengisi perut agar tak kelaparan dijalan karena Dari Ibukota Kecamatan menuju Desa Karama yang berjarak sekitar 30 Km hanya dapat diakses lewat sungai dengan kendaraan Katinting yang dipasangi 4 mesin. Kami melaui perjalanan dengan sungai sepanjang 20 mil mengarungi sungai yang luas dengan batu-batu ditepiannya penuh ditumbuhi hutan tropis dan hutan tanaman produksi, aneka jenis dan satwa liar mengurai mimpi tentang alam yang asri dan permai, tamasya yang tak kan terlupakan setelah sekitar 3 jam berada diatas Katinting kita akan sampai dibawa jembatan yang juga tak kalah Unik sayang sungguh mendebarkan jembatan gantung diatas sungai setinggi kurang lebih 15 meter dari permukaan air Sungai Karama, dengan panjang sekitar 20 meter dan lebar 1 meter membuat nyali kita yang belum terbiasa lewat dijembatan akan ciut dan mengker Dari Perahu yang kutumpangi ini kami berpndah/transit untuk sampai ke Desa Karama kita harus naik Ojek Motor dengan waktu tempuh sekitar 10 menit perjalanan dan naik katinting lain lagi sekitar 50 menit barulah kita akan menjejakkan kaki di tapal batas Karama ang dihuni sekitar 150 Kepala Keluarga, desa yang benar-benar terpencil walau hanya sekitar 150 Km dari Ibukota Provinsi. Melihat Desa Karama angan kita akan terbang menerawang jauh kemasa lampau desa yang tentram, aman dan damai, kehidupan masyarakatnya yang sebagian besar bertani dan berternak, hidup dalam kelompok yang harmonis ditengah perkampungan yang masih asri jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang serba glamour, kehidupan politik yang tak menentu, sungguh sangat mengasikkan.

13293978551868723338

Melihat dan menyaksikan kehidupan masyarakat di perkampungan yang asri ini hati kita tergerak untuk saling mengingatkan bahwa mereka yang tinggal disini tak mungkin ingin terus begini stagnan tanpa perkembangan, sebagai manusia tentu menginginkan perobahan dalam kemajuan, mereka membutuhkan akses jalan dan jembatan yang lebih baik untuk memasarkan hasil-hasil yang mereka peroleh dari ladang agar ekonomi mereka lebih baik dari hari ini , agar anak-anak mereka dapat bersekolah keluar dari Desa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena di Desa ini cuma ada SD, untuk memudahkan mereka menjalani pengobatan lanjutan di Puskesmas terdekat., tak banyak neko-neko apalagi menuntut. Kunjungan ke Desa Karama bagi kita yang tinggal di Kota adalah sebuah perjalanan yang mengasikkan dan penuh dengan tantangan dengan obyek wisata yang memikat, sejak dari Mamuju hingga ke Karama mata kita telah dihibur oleh Hutan tropis dengan aneka ragam jenis pohon yang menghijau, jalan yang meliuk-liuk dan pegunungan yang indah dan asri, mengarungi sungai yang deras melewati Perkampungan yang Unik khas dataran tinggi sejuk, tapi bagi mereka yang tinggal disana tentu ingin menikmati indahnya panorama kota yang dijejali gedung-gedung yang tinggi, jalan beraspal licin, seliweran mobil-mobil dan hiburan lainnya, dan yang paling dibutuhkan oleh meraka adalah sarana jalan dan jembatan yang dapat melepaskan mereka dari belenggu ketertinggalan. Matahari semakin turun menapaki lembah gunung Ganda Dewata. Kami harus kembali ke Kalumpang. perahu sudah menunggu. Segera kami naik berpacu dengan cahaya matahari yang semakin redup. mengejar janji Pukul 18.00 sudah harus tiba di pelabuhan pertama waktu kami baru datang-- Matahari semakin menyurutkan sinarnya----------Setia menuruni lembah gunung Ganda Dewara. Sayup2 binatang hutan mulai bunyi tanda malam mulai datang. Hari semakin sore mendekati Magrib kami tiba di transit pertama dengan Ojek yang aduhai kencang banget. Lari 60an dengan kondisi jalan rusak. Jalan tanah n licin. Tapi merka sudah terbiasa dan kami punn butuh dengan kecepatan Perjalanan kami melalui Perahu semakin mendebarkan. Kalo ada arus sungai kami berteriak tanda seneng. Tapi pelan2 suara gaduh itu mulai turun. Malam sudah tiba. Sambil perahu berjalan dengan kecepatan tinggi kami di suguhi dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Kunang2----------Yah Kunang2 yang begitu banyak terbang mengitari hutan tropis di Hutan Karama dan kalumpang ini membuat mata ini semakin menikmati suatu keindahan ---------Suatu hiburan------------Kunang2 yang sudah 15 tahun punah dikampungku dengan leluasa mataku kembali melihatnya Kunang---------------Kunang------------Indahnya Cahayanya Menjelang Isya ketika kami tiba kembali di Kalumpang, terlihat disekitar embun mulai turun membasuh bumi, para petani telah kembali kerumah menyandang pacul, membawa parang, desir angin membelai rambut, pohon-pohon dan daun-daunan mengangguk disapa angin senja, berbalik ke Barat melihat matahari yang hampir tenggelam seakan menyapa jangan lupa kembali dikesempatan lain dalam suasana yang tentu jauh lebih baik dari hari ini, jalan dan jembatan serta sarana dan prasarananya jauh lebih sempurna. Karama, karunia Tuhan yang luar Biasa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline