Lihat ke Halaman Asli

Unsur Intrinsik Cerpen "Senyumnya Menghangatkanku dalam Hujan"

Diperbarui: 28 Februari 2017   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tema : romansa

Aku duduk di atas permukaan motor, dia pun melakukan hal yang sama duduk di motor yang terparkir di sebelah motorku. Aku fikir, motor itu adalah motor punyanya yang kebetulan terparkir di sebelah motorku. Hening hanya ada sedikit suara hujan yang kini semakin reda. Tak saling berbicara, hanya sesekali saling menengok dan beberapa kali mata kami bertemu *contacteyes juga saling menunjukan senyuman yang entah apa maksudnya. Tak perlu kata-kata tak perlu hangat tubuhnya, hanya dengan senyumnya yang begitu membuat nyaman hati, membuat seakan hujan, petir dan kilat tak menjadi sebuah ketakutan lagi.

Alur : maju

Tatapanku ke bawah, takut sesuatu terinjak olehku. Namun Tatapanku langsung terangkat begitu mendengar suara batuk sesorang. Terlihat seorang siswa Yang sedang berdiri tepat di sampingku, aku tersontak kaget melihatnya. Senyum tergambar di wajah laki-laki itu, deretan gigi ia tunjukan juga kawat gigi berwarna biru menempel di gigi putihnya yang semakin Terlihat rapi. Aku menundukan kepala tersenyum tipis, aku berniat Berjalan kembali, Namun baru satu langkah Aku melangkahkan kaki, laki-laki itu langsung melangkahkan kakinya memposisikan dia berada di sampingku membuat Aku harus mempertinggi payung yang aku pegang (Seperti salah satu adegan dalam serial drama Korea). Posisi kami saling berhadapan Aku menghadap ke arah atas dan dia menghadap ke arah bawah karena dia jauh lebih tinggi dariku. “Boleh menunmpang?” Tanyanya dengan menatapku membuat jantungku berdetak lebih kencang. Aku hanya mengangguk menampakan wajah polosku. “Sini!” Pintanya menawarkan agar payungnya dia Yang bawa, Aku memberikan payung itu segera tanpa jeda waktu lama.

Tokoh dan Penokohan

Aku : mudah terbawa perasaan, dramatis

Aku menundukan kepala tersenyum tipis, aku berniat Berjalan kembali, Namun baru satu langkah Aku melangkahkan kaki, laki-laki itu langsung melangkahkan kakinya memposisikan dia berada di sampingku membuat Aku harus mempertinggi payung yang aku pegang (Seperti salah satu adegan dalam serial drama Korea). Posisi kami saling berhadapan Aku menghadap ke arah atas dan dia menghadap ke arah bawah karena dia jauh lebih tinggi dariku.

Dia : ramah, murah senyum, supel, sopan

Laki-laki itu menutup payung kecil Yang melindungi kepala kami dari hujan tadi. Dia melipatnya walau air masih berjatuhan dari permukaan payung. “Makasih kak” ucapnya “sama-sama de” jawabku.

Sudut Pandang : orang pertama

Aku berjalan menembus hujan yang semakin membesar, tangan kiri memegang erat tas yang menempel di dada, tangan kanan memegang payung dengan erat seakan sedang memegang tangan seseorang dengan tak ingin terlepas. Perjalanan masih beberapa puluh bahkan mungkin beberapa ratus meter. Sudah terbiasa harus berjalan sejauh itu setiap hari. Petir bersuara kilat pun menyala.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline