Lihat ke Halaman Asli

Khairu Syukrillah

Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Setangkai Bunga Doa

Diperbarui: 15 Juni 2020   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pri

Semilir angin disenja hari, mengiring setia perginya sang surya yang selalu berpamitan dengan caranya yang tak biasa. 

Burung-burung kecil yang turut terbang hilir mudik dibawah langit merah, seakan menambah iringan rasa yang tak bertahta namun berasa. 

Rasa yang tak pernah hilang dari peraduan, rasa yang selalu terjaga dalam doa, dan rasa yang selalu lirih untuk diminta sebagai pertanda sebuah setia yang amat bermakna. 

Sepertiga malam tak pernah lepas ketika aduan-aduan yang terus memuncak tentang rasa untuk terus dikumandangkan sebagai pelampiasan doa kepada sang Tuhan. 

Lukisan dalam alam pikir yang tak mampu untuk dihapus apalagi sekedar dilepas, kini memuncak dan telah meronta untuk terus bertahta dalam singgasana rasa yang tak pernah termakan usia. 

Dia merasakan? Tidak dalam pikir namun IYA dalam rasa. Semuanya hanya ada dalam pelukan doa kepada sang Tuhan, untuk terus terjamah bagaikan memegang setangkai bunga doa untuk disampaikan sebagai pelampiasan rasa. 

Tegal, 15 Juni 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline