Lihat ke Halaman Asli

Tishia

Menulis

AROUND COMPASS : An Idiot

Diperbarui: 14 Agustus 2025   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Pagi ini 07.30, seperti biasa aku bangun dan membuka jendela. Udara pagi menyapa, cukup dingin hingga membuat bulu kuduk meremang. Kutarik napas panjang, lalu kuhembuskan tanpa alasan yang jelas. Setelah itu, aku bersiap mandi dan berangkat bekerja.

Tepat pukul 07.55, rasanya mustahil bisa tiba tepat waktu dengan jarak 1,1 km menuju tempat kerja dalam hanya lima menit. Kuambil ponsel dan segera memesan ojek online. Bergegas aku turun ke bawah, dan ternyata sang pengemudi sudah menunggu tepat di depan gerbang.

"Saya sudah nunggu dua menit, Mbak. Tadi ditelepon nggak diangkat," katanya.

Aku terdiam, heran. Bagaimana mungkin? Aku baru memesan satu menit yang lalu, tapi ia bersikeras sudah menunggu lebih lama. Dengan perasaan bingung, aku menerima helm yang ia sodorkan, lalu kami melaju menuju kantor.

Kukatakan padanya untuk mengambil jalan besar, karena di jam seperti ini jalan kecil pun biasanya padat merayap. Namun, ia sama sekali tidak menanggapi. Alih-alih mengikuti arahku, ia memilih rute jalan kecil seperti yang direkomendasikan oleh aplikasi. Aku tahu pasti, ini akan membuatku terlambat lebih dari batas toleransi kantor.

Selama perjalanan, rasa kesal mulai menumpuk. Bukan hanya karena rute yang ia pilih, tapi juga sikapnya yang dingin. Ketika kami akhirnya tiba, aku tetap mengucapkan terima kasih, meski dalam hati sudah penuh ganjalan. Anehnya, ia hanya diam, tanpa respons sedikit pun.

Aku turun dari motor, menatap punggungnya yang menjauh. Di kepalaku, pertanyaan-pertanyaan aneh mulai bermunculan. Mungkin dia bukan sekadar pengemudi ojek online biasa. Ada sesuatu dari caranya menatap jalan, tidak tergesa, tapi juga tidak Santai seperti seseorang yang tahu persis di mana setiap belokan akan berakhir.

Langkahnya ringan ketika ia memutar motornya, namun ada jeda aneh di antara gerakan tangan dan tatapannya.

Aku masih berdiri di depan kantor, mencoba memproses. Di layar ponsel, aplikasi menunjukkan perjalanan selesai tepat pukul 08.09. Tapi yang membuatku tercekat adalah notifikasi kecil di bawahnya: "Anda sudah menempuh perjalanan ini dalam 3 bulan terakhir."

Padahal aku yakin, ini bulan kedua aku bekerja disini.

Dan tiba-tiba, terlintas satu hal yang membuat bulu kudukku berdiri, aku bahkan tidak ingat wajahnya...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline