Lihat ke Halaman Asli

Ketika Laut Tak Hanya Asin, Juga Asam

Diperbarui: 12 November 2018   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Siklus Pengasaman Laut (Sumber gambar: oceanacidification.org.uk)

"It's not too late for coral reefs...  indeed, for many other ecosystems that are facing challenges from climate change. It's still possible to reduce the rate at which the climate is changing, and that's within our power today."
 -- Dr. Ove Hoegh-Guldberg


Tahukah anda bahwa terumbu karang merupakan golongan hewan? yang merupakan rumah dari ratusan hingga ribuan spesies di dalam laut? Filter alami untuk menjaga kualitas air laut? Sebagai pelindung pantai dari gelombang laut yang tinggi? Penting sebagai sumber pengembangan obat-obatan kanker dan penyakit lainnya?  


Namun semua akan terganggu ketika 60% dari total terumbu karang terancam rusak akibat aktivitas manusia? Dimana salah satu penyebabnya adalah air laut tidak hanya asin, namun juga asam?

Ya, asam yang serupa pada mangkuk bakso anda yang ditambahkan asam cuka, asam yang berada di lambung anda sebagai pelumat makanan, asam yang ada pada lipatan lengan anda setelah seharian beraktivitas, dan asam yang anda cium ketika anda berada dekat pada asap gunung berapi. Asam dikategorikan sebagai karakteristik fisik dengan ukuran pH ketika nilai pH lebih kecil dari 7 (netral) dimana lawannya disebut basa ketika nilai pH>7


Pengasaman laut atau Ocean Acidification adalah perubahan kimia air laut akibat peningkatan karbon dioksida di atmosfer. Karbon dioksida (CO2) yang terserap oleh air laut inilah yang mengakibatkan perubahan kimia air laut. Karbon dioksida dalam air dapat menimbulkan pembentukan asam karbonat (H2CO3), sehingga menyebabkan pH laut turun sebesar 0,1 unit. Meskipun ini terlihat seperti bukan sebuah perubahan besar, namun skala pH adalah skala logaritma. Dengan demikian, 0,1 satuan perubahan pH diterjemahkan ke dalam peningkatan 30 % pada ion hidrogen. Bahkan diproyeksikan turun lagi sebesar 0,3-0,4 unit pada akhir abad ini bila emisi gas CO2 terus bertambah. Peningkatan emisi CO2 yang menyebabkan pengasaman laut dipengaruhi oleh beberapa hal salah satu "tersangkanya" siapa lagi kalau bukan akibat global warming (Afandi, 2009).

Tidak semua CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan industri manusia tetap berada di atmosfer, sekitar 25% dan 50% dari emisi tersebut selama masa industri telah diserap oleh lautan di seluruh dunia. Fenomena ini akan membuat pH di permukaan laut menurun dari seperti pada tahun 1751 sampai 2004 ph menurun dari 8,25 menjadi 8,14 (Kambey, 2013).

Pada ekosistem terumbu karang, pengasaman air laut dapat meningkatkan coral bleaching, menurunkan produktivitas dan calcification yang terjadi pada organisme yang hidup di terumbu karang.

Menurunkan produktivitas dan proses "Calcification"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline