Lihat ke Halaman Asli

BIDANG KEILMUAN

HMD IESP FEB UNDIP

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Rantai Perdagangan Indonesia

Diperbarui: 21 Juli 2020   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: kompas.com

Virus Corona telah menjangkit lebih dari tiga juta jiwa di dunia dan membunuh lebih dari dua ratus ribu orang per 28 April 2020. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 lalu. 

Saat ini virus telah menyebar ke banyak negara termasuk Indonesia, yang kian semakin memburuk dengan bertambahnya jumlah korban. Hanya dalam tiga bulan, pandemic virus COVID-19 telah berdampak luas ke banyak negara. 

Tak hanya menginfeksi atau membunuh jutaan orang namun menyebabkan manusia dan segala jenis barang tak lagi bebas lalu lalang keluar masuk ke dalam maupun keluar negeri.  

Beberapa waktu lalu riuh dalam perdagangan bebas yang selama ini memompa ekonomi dunia, seketika senyap dan sepi peminat. Rantai pemasokan global pun kacau dalam beberapa negara, tentu akan mengganggu produksi dan konsumsi masyarakat. 

Dalam teori produksi secara umum menerangkan hubungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. 

Output produksi yang diharapkan, berpotensi tidak tercapai apabila ada salah satu faktor input yang terganggu, yang dalam kondisi ini tenaga kerja tidak bisa lagi menghasilkan produksi dikarenakan pandemic Corona. 

Namun disisi lain konsumsi kebutuhan saat pandemic maupun sehari-hari harus terpenuhi, tetapi hasil produksi yang dihasilkan tidak dapat mencukupi permintaan terhadap barang-barang tersebut. 

Maka apabila kekacauan dalam perdagangan semakin meningkat, akan mengakibatkan harga naik kemudian dapat memicu terjadinya inflasi, yang tentunya akan mempengaruhi pendapatan dan kebutuhan dalam masyarakat.

Kepanikan melanda dunia seakan-akan dalam sedetik bisa membunuh mereka. Kehidupan yang sebelumnya sangat berbeda dengan saat ini, apalagi dengan perdagangan dalam negara sendiri. 

Beberapa  negara mengekspor barang yang mereka produksi sebelum terjadinya pandemic ini hingga dapat berhasil mencapai pendapatan dan nilai pajak yang diterima, namun selang memasuki tahun 2020 kini mulai pudar atas pencapaian dan kelancaran dalam mengekspor maupun impor akibat kedatangan virus yang tidak diundang. 

Negara yang menjadi tujuan utama pasar ekspor Indonesia, seperti China, AS, India, Singapore, dan lain-lain, mengalami kontraksi ekonomi, berakibat pada kontraksi permintaan produk Indonesia yang selama ini diekspor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline