Lihat ke Halaman Asli

Mendaulat Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum Demokrat Pasca-SBY

Diperbarui: 31 Maret 2016   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kehadiran Hatta Rajasa pada pelatihan Partai Demokrat menarik perhatian media massa. Mantan Ketum PAN periode lalu ini hadir memberikan pengarahan dan pembekalan dalam bidang ekonomi berdasarkan pengalamannya sebagai mantan menko di zaman SBY. Seperti sedang mendelegitimasi pemerintahan Jokowi dalam bidang ekonomi, Hatta mengutarakan prestasi-prestasi ekonomi pemerintahan SBY dibandingkan yang sedang dilakukan oleh Jokowi. Zaman SBY ekonomi Indonesia adalah masa emas dibandingkan Jokowi. Mungkin secara tidak langsung pernyataan itu juga bisa ditafsirkan bahwa ekonomi zaman Jokowi adalah masa loyang atau masa kelam. 

Tapi kehadiran Hatta Rajasa tidak hanya dalam acara di atas. Ketika SBY mengadakan tur Jawa kemarin, Hatta juga selalu hadir mendampingi SBY. Artinya keberadaan Hatta bukan hanya sebagai mantan menko tapi sudah 'embedded' dengan SBY. Apalagi kalau menyimak berbagai sepak terjang partai yang dulu dipimpin Hatta akhir-akhir ini, tak ada kegiatan PAN yang dihadiri oleh Hatta Rajasa.

Hatta tampak jauh lebih nyaman berada di Demokrat daripada PAN. Hal ini tidak mengherankan juga karena toh Hatta dan SBY juga berbesan. Anak Hatta adalah istri dari Ibas, hubungan pernikahan yang tentu lebih dalam daripada hubungan politik. 

Keberadaan Partai Demokrat dengan dipimpin SBY memang sedang dalam masa kritis. Media massa sepertinya tak lagi menyimpan asa terhadap SBY sebagai pemimpin yang bisa diharapkan kembali. Ketika SBY mulai lantang akan menyiapkan orang untuk menjadi penantang Jokowi di 2019, Jokowi meresponnya dengan mendatangi Hambalang yang mangkrak hasil korupsi sekawanan Partai Demokrat di masa SBY.

Media massa lebih tertarik menyoroti kasus Hambalang daripada tantangan SBY untuk 2019. 

SBY tentu pasti sadar dengan arah media massa. Sebagai presiden yang sangat sensitif dengan citra politik maka SBY pasti juga berhitung bahwa Demokrat bisa terbang jika bukan dirinya yang selalu di depan.

SBY akan sangat elegan jika menempatkan dirinya sebagai kingmaker. Berada di belakang layar dan terus meracik ramuan politik untuk membesarkan Demokrat. Termasuk menyiapkan kandidat presiden di 2019. 

Hatta Rajasa adalah orang yang tepat untuk meneruskan perjuangan SBY di Partai Demokrat. SBY sebagai orang Jawa dalam berpolitik juga menghitung loyalitas dan ketaatan politik pasti. Hatta sebagai mantan anak buahnya di kabinet selama 10 tahun sekaligus juga besannya layak untuk diberi kepercayaan memimpin kapal besar Demokrat yang sekarang ini sedang terhempas hebat.

Yang dilawan dan dihadapi Demokrat sekarang ini bukan PDIP atau Jokowi tapi opini publik yang telah dibangun oleh media massa bahwa SBY adalah presiden gagal. Perlu orang baru di lingkaran SBY yang paham dengan karakter dan gagasan SBY untuk memimpin Demokrat dan yang paling tepat satu-satunya hanyalah Hatta Rajasa. SBY bisa memainkan perannya sebagai kingmaker dengan tenang jika Hatta yang memimpin. Biarkan Hatta berada di garis depan untuk berhadapan dengan opini dan media massa melakukan counter-issue dan counter-measures terhadap opini media.

Hatta Rajasa sudah cukup bersemedi pasca kekalahannya di Kongres PAN. Saatnya tampil memimpin Partai Demokrat pasca-SBY demi menyelamatkan masa depan partai ini. 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline